Masa PPKM, Petani Kopi di Wado Telan Pil Pahit

Masa PPKM, Petani Kopi di Wado Telan Pil Pahit
Seorang petani kopi di Kecamatan Wado menjemur kopi hasil panennya sebelum digiling. (Foto: Heri Purnama/Sumeks)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Wado – Petani kopi mengeluhkan pemasaran di masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Beberapa kafe yang ada di luar daerah, seperti Jakarta, Bandung dan sekitarnya biasanya mengambil kopi dari Desa Ganjaresik Kecamatan Wado, saat ini harus mengurangi permintaan kopi karena adanya pembatasan waktu jualan. Bahkan, ada yang berhenti total tidak mengorder kopi lagi.

“Kopi yang kita hasilkan biasanya ditampung oleh para pengusaha kafe yang ada di kota. Tapi, karena banyak kafe yang tutup dimasa PPKM, akhirnya kita yang kena imbasnya,” kata salah satu petani kopi di Ganjaresik, Tatang kepada Sumeks, Kamis (12/8).

Baca Juga:Pemkab Targetkan 12.000 Vaksin di Jatinangor dan TanjungsariWanita 18 Tahun Dilaporkan Hilang di Kaki Gunung Kareumbi

Diakuinya, pada masa pandemi yang sudah berlangsung dua tahun ini pemasaran kopinya terhambat. Dari mulai PSBB kondisi penjualan kopi terpuruk, sempat ada pelonggaran, pemasaran kopinya mulai merangkak naik. Belum sempat normal, suplay kopi kembali terhambat oleh kebijakan PPKM.

“Sebelum PPKM, pemasaran kita sudah mulai ada peningkatan lagi. Belum sampai titik normal, sudah jatuh lagi karena adanya kebijakan PPKM,” katanya.

Dia berharap, kondisi ini segera berlalu dan pandemi covid 19 segera usai. Sebab, kalau kondisi seperti ini berkepanjangan mental petani kopi bisa terganggu dan akan berdampak kepada jumlah produktifitas kopi di Ganjaresik.

“Saya harap pandemi segera berlalu, dan pemerintah bisa bijak mengeluarkan kebijakan agar roda perekonomia tetap berjalan,” ucapnya. (eri)

0 Komentar