Air Merangkak Naik, Petani Tanam Sayuran

Air Merangkak Naik, Petani Tanam Sayuran
Areal pesisir Jatigede dimanfaatkan petani untuk ditanami sayuran saat musim kemarau menjelang musim hujan. (Foto: Heri Purnama/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES, Darmaraja – Saat musim kemarau, petani di wilayah penyangga Waduk Jatigede biasanya memanfaatkan lahan pesisir untuk ditanami.

Seakan berpacu dengan waktu,  saat masuk musim penghujan, biasanya air yang semula surut akan kembali naik ke areal lahan yang saat ini dimanfaatkan para petani di wilayah genangan.

Untuk mengejar target waktu tersebut, petani memanfaatkan lahan pesisir Jatigede untuk ditanami tanaman yang tidak membutuhkan waktu lama, seperti sayuran.

Baca Juga:Kaulinan Lembur, Hilangkan Jenuh Belajar DaringLagi-lagi Akibat Korsleting Listrik, Rumah Warga Ludes Terbakar

“Kalau memasuki musim kemarau kita manfaatkan lahan ini untuk tanaman padi. Tapi kalau masuk musim hujan kita hanya berani menanami sayuran dan palawija yang tidak membutuhkan waktu lama dari mulai menanam sampai panen,” kata salah satu petani di desa penyangga, Kusnadi, Minggu (31/10).

Dia menyebutkan, untuk saat ini para petani ada yang memanfaatkan lahan di pesisir untuk ditanami timun, kangkung dan yang lainnya.

“Untuk mengantisipasi kerugian dampak dari lahannya tergenang air, kita hanya berani memanfaatkan lahan untuk ditanami sayuran yang hanya butuh waktu tanam sampai panen 40 hari,” kata dia.

Saat ini, air waduk sudah mulai merangkak naik dan itu tandanya anak-anak sungai Cimanuk sudah mulai menyumbang air ke waduk lebih banyak.

“Saat ini air sudah mulai naik, kira-kira satu bulan kedepan air akan lebih cepat lagi naiknya, tergantung dari intensitas curah hujannya,” terangnya.

Biasanya, air waduk akan kembali penuh antara 257-260 mdpl, pada bulan Januari-Februari.

“Januari biasanya sudah mulai full, sedangkan petani kebanyakan memanfaatkan lahan yang ada di bawa 250 mdpl,” katanya.

Baca Juga:Wajah Babak Belur, Kematian Ari Belum TerungkapDLHK Ungkap Kendala Titik Sampah Kerap Menggunung

Dalam hal ini, petani di pesisir sangat mengandalkan lahan di areal genangan tersebut untuk bertahan hidup. Sebab, tidak sedikit warga yang berasal dari wilayah genangan dan berpindah ke desa penyangga yang tidak memiliki mata pencaharian lain.

“Dengan kita memanfaatkan lahan genangan ini, alhamdulillah bisa menyetok gabah kering untuk beberapa bulan kedepan,” katanya. (eri)

0 Komentar