SUMEDANGEKSPRES.COM, Cimalaka – Dalam menghadapi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) 50 persen, SMPN 3 Cimalaka jauh – jauh hari sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan seksama
Mulai dari sarana dan prasarana prokes hingga fasilitas belajar, salah satunya studio mini.
Kepala SMPN 3 Cimalaka, Atep Tajudin mejelaskan teknisnya.
Sepuluh hari kelas 7 masuk PTM terbatas, sedangkan kelas 8 dan kelas 9 belajar di rumah.
Baca Juga:Bangga, Kampung KB Citra Mewakili Perlombaan di Tingkat ProvinsiSumedang Banjir Penghargaan pada Peringatan Hari Ibu (PHI) Tingkat Jabar
“Untuk kelas 8 dan 9, pembelajarannya ada guru kunjung yang sudah terjadwal,” ucapnya.
Kemudian ada sistem belaja Tertory Learning Comunity ( TLC) atau komunitas belajar berbasis kewilayahan.
“Kalau dulu istilahnya Persami di sekolah,tetapi nanti kita tempatnya di kelompok – kelompok,” Katanya.
Secara gamblang, Atep membeberkan teknis pembelajaran TLC.
“Pembelajaran dimulai dengan menunaikan shalat Subuh bareng anak-anak , kemudian paginya menanam pohon dan kegiatanya dibimbing oleh guru,” tuturnya.
Setelah itu, disambung dengan pemberian materi dari guru sampai solat Dzuhur.
Kemudian siswa pulang, untuk mandi dan shalat dzuhur.
“Kemudian kembali lagi ketempat, disana ada pembelajaran lagi dari guru sampai selesai, nah itu sistem pembelajaran TLC,” ungkapnya.
Sementara untuk mendukung Pembelajaran Jarak jauh (PJJ), SMPN 3 Cimalaka memiliki Studio Mini yang diberi nama Studio Mini Pasti Beda.
Baca Juga:Camat Sidak Kedisiplinan Perangkat Desa.Cipamekar Tangani Masalah Kesehatan Masyarakat
“Allhamdulillah Studio Mini kami sudah di resmikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumedang, pada tanggal 10 Desember 2021,” ujarnya.
Studio Mini, kata Atep, bertujuan untuk mendukung PJJ. dimana guru bisa mengajar layaknya dikelas dan ini bisa dilihat langsung oleh para siswa di rumah.
“Mudah – mudahan dengan adanya studio mini Pasti Beda ini kedepanya SMPN 3 Cimalaka akan lebih baik dari sebelumnya.” Pungkasnya. (ahm)