Satker Tol Mengelak Dituding Biang Kerok Banjir Bandang

Satker Tol Mengelak Dituding Biang Kerok Banjir Bandang
RUSAK RUMAH WARGA: Seorang warga Cipacing Kecamatan Jatinangor menunjukkan benteng yang jebol akibat banjir bandang yang terjadi baru-baru ini. (DOK)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, JATINANGOR – Asisten Kepala Satker Tol Cisumdawu, Noor Fachri mengatakan, proyek strategis nasional yang menghubungkan Bandung dengan Bandara Kertajati, secara teknis sudah sesuai perencanaan.

Selain itu, upaya lain dalam mengatasi persoalan banjir akibat Tol Cisumdawu, Fachri menerangkan, pihaknya meminta pandangan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

“Kita minta pandangan dari BBWS. Di sini ada dua, BBWS Citarum dan BBWS  Cimanuk-Cisanggarung. Karena kita sesuai, membuang (air) ke sungai semua,” ucap Fachri.

Baca Juga:Sesosok Mayat Ngambang di Situ Trunamaggala, Keluarga Tolak Otopsi Jasad KorbanSurvei PSI: Mayoritas Publik Puas Kinerja Jokowi, Airlangga Hartarto Jadi Pilihan Selanjutnya

Dalam pemaparannya, Fachri menegaskan, ketika terjadi limpahan air yang menerjang pemukiman warga, pihak pemerintah pasti turun dengan tujuan memecahkan permasalahan.

“Tanggal 25 (Desember) kami (Satker) gak libur. Bersama Pak Sekda (Sumedang) ke lapangan mengecek ke Cileles, Cilayung termasuk ke Cipacing atau Cileunyi Wetan,” ujar Fachri.

Dia menuturkan, dalam pengecekan daerah yang terkena limpahan air dari Tol Cisumdawu, pihaknya memberikan penanganan sementara.

“Kita turunkan alat berat buat pengerukan, yang kedua kita pasang sanbag-sanbag atau pasang batu bronjong,” pungkasnya.

Tambahnya, penanganan sementara bertujuan supaya masyarakat tidak terlalu cemas. Sedangkan untuk penanganan jangka panjangnya salah satunya akan mereaktifasi embung yang diketahui beralih fungsi. Termasuk tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

“Pekerjaan yang kita lakukan untuk drainase ini, sudah dilakukan sesuai dengan desain yang ada,” kata Fachri di tempat kerjanya, baru-baru ini.

Menurutnya, dampak limpahan air kepada area pesawahan hingga pemukiman warga yang cukup besar itu salah satu faktornya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Baca Juga:Kebijakan Fiskal dan Moneter Diakui World Bank, Menko Airlangga: Fundamental Ekonomi Indonesia Sangat Baik4 Kuintal Arang Ludes Dalam Semalam

“Salah satu faktor (curah) hujan tinggi. Jadi kita hanya istilahnya melimpaskan (air) saja dari saluran drainase yang kita punya,” pungkas Fachri. (kos)

0 Komentar