Desa Nanjung Mekar Antisipasi Banjir, Kerap Dihantui Luapan Sungai Citarik 

Desa Nanjung Mekar Antisipasi Banjir, Kerap Dihantui Luapan Sungai Citarik 
Wilayah Desa Nanjung Mekar Kecamatan Rancaekek dilanda banjir besar beberapa waktu lalu. (ENGKOS KOSWARA/BANTEKS)
0 Komentar

sumedangekspres, RANCAEKEK – Wilayah Desa Nanjung Mekar sebelumnya sempat dilanda luapan air dari sungai Citarik hingga sedikitnya menggenangi dua RW, yakni RW 07 dan RW 10.

Pasca bencana banjir itu, Pemerintah Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung melakukan langkah antisipasi.

Seperti disampaikan Sekretaris Desa (Sekdes) Nanjung Mekar, Meti Setiawati, belum lama ini.

Baca Juga:Jalur Sumedang Wado Terganggu, Dikhawatirkan Terjadi Longsor SusulanTerdampak Longsor, Kampung Cibueuk Ditinggalkan Penduduknya

Menurutnya, wilayah tersebut sudah lama selalu dilanda banjir, terutama jika hujan deras.

Dia menerangkan, wilayah Desa Nanjung Mekar kerap dihantui banjir bukan karena sumbatan drainase, melainkan luapan air kiriman dari dataran tinggi.

Dijelaskan, jika di hulu sungai Citarik hujan besar dan lama,  kiriman airnya bisa lumayan besar. Bahkan banjir tidak bisa dihindari jika di hulu hujan kemudian di desa juga hujan, dipastikan banjir bisa melanda.

Meski demikian, sejak sungai Citarik terutama di area Desa Nanjung Mekar dilakukan pengerukan, debit air yang berakibat banjir sudah berkurang.

“Dulu sebelum dikeruk setiap banjir bisa 2 sampai 3 RW luas banjirnya luapan air (sungai Citarik) itu banjir lebih dalam,” terangnya.

Dia menuturkan untuk memberikan rasa aman warga terhadap ancaman banjir, maka berbagai antisipasi dilakukan oleh pemerintah desa.

“Antisipasi jangka pendek yang kita lakukan, mulai dari pantau debit air sungai sampai woro-woro ke warga ketika ada potensi banjir,” katanya.

Baca Juga:Bencana Alam Mengincar Pada Puncak Musim HujanRidwan Kamil Temui Warga Sunda di NTB

Dikatakan, banjir di Desa Nanjung Mekar airnya mengalir. “Jadi kalau banjir jam 22.00 sekitar jam 1.00 dini hari air udah surut lagi,” tuturnya.

Jika luapan air memasuki rumah warga, maka pihak desa melakukan evakuasi sementara.

“Jika terjadi banjir dipusatkan di madrasah dengan kebutuhan logistiknya, makanannya kita jamin sampai banjir surut. Atau warga dievakuasi ke rumah-rumah saudara mereka, tergantung kemauan warga. Kalau surut banjir juga kita turun bersihkan bersama-sama termasuk relawan bencana sering bantu,” tutupnya. (kos)

0 Komentar