Mahalnya Harga Minyak Goreng Jadi Aspirasi Masyarakat, Disampaikan Saat Reses DPRD Jawa Barat

Mahalnya Harga Minyak Goreng Jadi Aspirasi Masyarakat, Disampaikan Saat Reses DPRD Jawa Barat
horiqoh Nashrullah Fitriyah ST ME Sy **Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jabar (Foto dicrowping/dikecilkan)
0 Komentar

sumedangekspres, BANDUNG – Reses anggota DPRD Jawa Barat yang berlangsung pada pertengahan Maret lalu, menyerap aspirasi dari masyarakat terkait dengan mahalnya harga kebutuhan pokok. Salah satunya harga minyak goreng yang tinggi.

Harga kebutuhan pokok yang satu ini naiknya mencapai 100 persen, bahkan lebih. Hal ini menjadi aspirasi masyarakat Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung.

Hal itu diungkapkan anggota Komisi III DPRD Provinsi Jabar Hj Thoriqoh Nashrullah Fitriyah ST ME Sy kepada wartawan Bandung Timur Ekspres, Kamis (24/3).

Baca Juga:Komisi II: Sektor Pertanian Harus Lahirkan InovasiWisata Mobil Listrik Sepi Penumpang, Minta Bantuan Ditempatkan Pemerintah

Dia menjelaskan, sejak melaksanakan reses di beberapa titik, rata-rata masyarakat menyampaikan keluhan terkait mahalnya minyak goreng.

“Ya memang saya akui bahwa reses yang saya laksanakan di sejumlah lokasi itu banyak masyarakat menyampaikan aspirasi terkait mahalnya harga minyak goreng. Betapa tidak, karena dengan naiknya harga kebutuhan pokok minyak goreng ini menadi pemicu mahalnya harga yang lainnya. Dengan begitu, hasil reses ini akan kami sampaikan dalam sidang nanti di DPRD Jabar untuk kemudian ditindaklanjuti pimpinan dewan,” terang Thoriqoh.

Dijelaskan, reses sedianya disampaikan masyarakat ke komisi III DPRD Jabar ini terkait dengan aspirasi hal perekonomian,  BUMD, perbankan atau masalah keuangan lainnya. Namun demikian, dominannya masyarakat menyampaikan aspirasi yang berkaitan dengan perekonomian masyarakat.

“Ya memang kebetulan saya juga duduk di Komisi III DPRD Jabar. Jadi nyambung sekali dengan apa yang dikeluhkan masyarakat kepada kami,” akunya.

Thoriqoh berharap, di tahun 2022 ini kondisi masyarakat bisa ada perubahan. Pemerintah pun harus terus berupaya melakukan akselerasi pemulihan perekonomian.

Kelangkaan minyak goreng yang membuat mahal harganya. Padahal, negeri ini termasuk penghasil sawit terbesar di dunia.

“Saya juga meminta agar pemerintah bisa lebih konsisten lagi terhadap permasalahan minyak goreng ini. Sehingga, di tahun 2022 ini perekonomian masyarakat bisa kembali normal dan bangkit,” katanya.

Baca Juga:Jelang Ramadan, Produksi Gula Aren MenurunBasarnas Siagakan Personil Hadapi Cuaca Buruk

Ditegaskan, sebagaimana tagline pemerintah ‘Pandemi Berakhir, Ekonomi Bangkit’. Inilah yang bisa dilakukan untuk ditindak lanjuti bersama anggota dewan lainnya bersama pimpinan di DPRD Jawa Barat.

 

0 Komentar