Faperta Unpad Dorong Pertanian Siap Hadapi Perubahan Iklim 

Faperta Unpad Dorong Pertanian Siap Hadapi Perubahan Iklim 
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof Dr Tualar Simarmata, Ir MS menjadi pembicara pada 'International Conference of Farmer Researchers in Agropreneurship', Selasa (24/5) lalu (ist)
0 Komentar

sumedangekspres, BANDUNG – Menghadapi perubahan iklim global, Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad menggelar Seminar Internasional ‘International Conference of Farmer Researchers in Agropreneurship’ (ICFRA).

Kegiatan seminar tersebut diikuti sejumlah petani peneliti dan praktisi dari berbagai negara. Acara sendiri digelar secara hybrid, Selasa (24/5).

Seminar internasional yang digelar atas kerja sama Faperta Unpad dengan Jamtani tersebut digelar dalam dua sesi. Sesi pertama bertema ‘Climate Resilience In Practice: Academic and Farmer Researcher’. Sedangkan sesi kedua bertajuk ‘Research Farmers and Agroecopreneurs: Pathways to adapt to and Mitigate Climate Change’.

Baca Juga:Destinasi Wisata di Jatigede Sepi PengunjungPasar Hewan Tutup, Peternak Tak Perlu Khawatir Berlebihan

“Latar belakang pemilihan kedua tema tersebut terkait dengan hasil penelitian akademisi dan petani peneliti dalam upaya meningkatkan hasil pertanian dalam situasi perubahan iklim global yang sangat perlu untuk disosialisasikan dalam bentuk seminar,” kata Ketua Panitia Seminar Internasional Dr Diyan Herdiyantoro SP MSi.

Sejumlah pembicara dari berbagai negara terlibat pada acara tersebut. Sesi pertama, seminar menghadirkan pembicara Guru Besar Faperta Unpad Prof Dr Ir Tualar Simarmata MS, Guru Besar Unhas Prof Dr Ir Kaimuddin MSi , dan Motivator Pembangunan Masyarakat Toraja Ir. Tandu Ramba.

Sesi ini diikuti oleh lebih dari seratus peserta yang hadir secara daring dan luring. Pada sesi kedua, sejumlah pembicara yang hadir yaitu Iris Bauermeister selaku Manager Program Bread for the World (BfdW) dari Jerman, Nick Jacobs selaku Director International Panel of Experts on Sustainable Food Systems (IPES-Food) dari Belgia, dan Maria Rowena A. Buena selaku Regional Coordinator for MASIPAG Luzon, IFOAM PGS Committee dari Filipina.

Selain itu, sesi kedua juga menghadirkan sejumlah praktisi pertanian organik yaitu Sylvia Kuria dari Kenya (Sylvia’s Basket), Frank de Koning dari Belanda (BIO kwekerij), dan Untung Wijanarko dari lndonesia: (Tanaman Organik Merapi/TOM). Sesi ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta online dan offline.

“Keikutsertaan narasumber petani, peneliti,dan praktisi dari dalam dan luar negeri dalam seminar internasional ini akan melengkapi informasi yang penting sebagai aktivitas mitigasi terhadap  perubahan iklim di berbagai negara,” ujar Diyan.

0 Komentar