Prodi S1 PGSD UPI Selenggarakan Sidang Skripsi Gelombang 3, Tatap Muka, Uji Performa Mahasiswa

Prodi S1 PGSD UPI Selenggarakan Sidang Skripsi Gelombang 3, Tatap Muka, Uji Performa Mahasiswa
Ketua Prodi S1 PGSD UPI Kampus Sumedang Dr Julia SPd MPd saat diwawancara Sumeks, Senin (25/7) (ACHMAD SOFA/SUMEKS)
0 Komentar

Julia menjelaskan, disini biasanya para mahasiswa akan ada kegiatan semacam ritual-ritual setelah ujian dan kegiatan itu selama daring tidak terlaksana. Adapun maksud ritual disini seperti foto-foto bersama, atau dalam menggunakan berbagai macam aksesoris. Seperti ada bunga dan macam-macam.

“Nah untuk kegiatan ini, kita akan coba untuk dihidupkan lagi, supaya mereka terlihat lebih bahagia. Itulah yang disebut tadi dengan kesan-kesan akan berbeda ketika mereka datang langsung kesini ke kampus dan dosen,” paparnya.

Disebutkan, mahasiswa juga sudah mulai banyak yang berdatangan ke kampus, hampir 90 persen yang hadir disini. Dari 21 orang, yang tidak hadir itu yang terkonfirmasi, paling karena sakit atau memang ada kegiatan yang serupa yang memang tidak bisa ditinggalkan.

Baca Juga:Lebih Senang Sidang Skripsi Secara LuringWagub Jawa Barat Sebut Ekonomi Lokal Meningkat

“Akhirnya itu berganti hari atau berganti modenya. Jadi semua dosen juga sudah mulai kesini. Mudah-mudahan dengan agenda kita mengubah mode Skripsinya juga seperti ini, diharapkan ini akan lebih memberikan lagi semangat, baik bagi para dosen ataupun mahasiswa untuk kembali ngampus. Karena, selama ini selalu diam di rumah mungkin sudah mulai terasa bosennya,” tuturnya.

Menurutnya, sekarang dengan adanya skripsi bisa menghidupkan lagi kampus, memberikan semangat lagi baik kepada dosen maupun mahasiswanya.

“Dan, ini sebagai cara untuk mempersiapkan tahun ajaran baru, tahun ajaran semester ganjil 2022-2023 yang akan dimulai nanti pada bulan September 2022. Supaya mereka sudah terbiasa lagi untuk berangkat ke kampus,” katanya.

Dia berharap dengan sudah mulai diluringkan, mahasiswa juga terbiasa lagi ke kampus karena kan selama ini justru kondisinya malah terbalik. Jadi kondisinya seperti ini, dulu ketika dipaksa untuk daring, sedang senang kegiatan secara luring datang ke kampus. Tiba-tiba ada pandemi Covid 19 dan semua dipaksa untuk diam di rumah.

“Dampaknya ternyata setelah beberapa tahun mulai dari tahun 2020 -2021 dan sekarang tahun 2022 kurang lebih 2 tahun lebih, ternyata kondisi kebiasanya orang itu berubah. Tiba-tiba orang pada nyaman di rumah, tiba-tiba menjadi susah menjadi sulit banyak alasan untuk datang ke kampus. Jadi seolah-olah apakah ini senang dengan kondisi Pandemi Covid 19 atau bagaimana jadi tanda tanya. Karena kalau diam di rumah kan seolah-olah senang dengan kondisi covid-19, padahal dulunya justru itu kan paksaan untuk kita diam di rumah,” paparnya.

0 Komentar