Desa Tirtayasa, Pesona Wisata yang Tersembunyi

Desa Tirtayasa, Pesona Wisata yang Tersembunyi
0 Komentar

PENYEBARAN agama Islam di wilayah Banten, tidak terlepas dari peran Sultan Ageng Tirtayasa. Salah satu raja Jawa yang dinobatkan pahlawan Nasional ini, pun menjadikan Banten sebagai pusat perdagangan di masa silam.

Kini, namanya diabadikan sebagai nama perguruan tinggi negeri di Ibu Kota Provinsi Banten dan nama jalan protokoler kota.

Sultan bernama asli Abul Fathi Abdul Fattah ini, dimakamkan di sebuah desa bernama Tirtayasa. Berdekatan dengan bekas istana pemerintahan sang Sultan di masa jayanya.

Baca Juga:KIB Bertekad Bawa Indonesia Sejahtera, Airlangga: Rakyat Harus Kaya Sebelum MenuaMiliki Pengalaman Bersama Jokowi, Airlangga: KIB Tawarkan Keberlanjutan

Sayangnya dibandingkan dengan istana Surosowan ataupun kawasan Banten lama, area Desa Tirtayasa ini kurang dikenal wisatawan.

Para mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 36 dari Universitas Bina Bangsa dibawah bimbingan dosen H. Ubay Haki, S.Ag, MM melihat Desa Tirtayasa memiliki banyak potensi untuk menjadi desa unggulan wisata banten. Para mahasiswa KKM 36 memiliki program kerja dalam mengembangkan wisata di Desa Tirtayasa.

Bekerjasama dengan Ibu-Ibu perwakilan mawar desa; para mahasiswa mengembangkan UMKM dengan produk risoles pepaya dan keripik tahu, yang terinspirasi dari sumber daya melimpah di desa ini.

Hasil pengembangan ekonomi warga ini, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup serta menjadi daya tarik baru bagi wisatawan untuk berkunjung ke Desa Tirtayasa.

Selain itu, mahasiswa KKM 36 juga menyiapkan buku untuk mempromosikan wisata Desa Tirtayasa. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Universitas Bina Bangsa untuk menciptakan generasi technopreneur di Banten.

Berdasarkan observasi yang dilakukan para mahasiswa, adanya kawasan cagar budaya Tirtayasa bisa dikembangkan sebagai unggulan wisata baru guna meningkatkan perekonomian warga.

Di areal cagar budaya Tirtayasa, selain makam Sultan Tirtayasa, dimakamkan pula putra beliau, Pangeran Arya Arbu Jana yang juga gigih membantu perlawanan terhadap penjajah.

Baca Juga:Daihatsu Resmi Luncurkan Penyegaran Rocky di GIIAS 2022Pemerintah Luncurkan Buku Vaksinasi Covid-19, Airlangga: Bahas Kebijakan dan Dinamika Penanganan Pandemi

Area cagar budaya ini berada di kawasan asri nan teduh serta dilengkapi fasilitas mushola, toilet dan area parkir. Meski tak sebesar kawasan Banten lama, kawasan ini memiliki keunikan tersendiri. Yakni, adanya mata air alami yang bisa dinikmati pengunjung serta area asri nan teduh.

Satu ruangan berada di sisi areal makam menyimpan beberapa benda peninggalan Sultan. Sayangnya, ruangan ini hanya terbuka di hari Senin hingga Jumat saja.

0 Komentar