Landing Paralayang Rusak, Pengunjung Kecewa

Landing Paralayang Rusak, Pengunjung Kecewa
Seorang pengunjung saat berada di landing paralayang yang mengalami kerusakan. Mereka merasa kecewa karena landing paralayang rusak dan tidak bisa digunakan untuk berfoto dengan latar belakang waduk Jatigede (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, DARMARAJA – Landing paralayang di destinasi wisata Buricak Burinong, Desa Pakualam Kecamatan Darmaraja rusak parah.

Belum lama dibangun, landing paralayang yang terbuat dari papan kayu itu saat ini sudah hancur. Padahal, landing paralayang itu merupakan wahana yang diidolakan para wisatawan yang datang ke destinasi wisata tersebut.

Landing paralayang yang dibangun pada tahun 2020 akhir itu jadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Pasalnya, papan kayunya yang dinilai tidak berkualitas, sehingga tidak mampu bertahan lebih lama.

Baca Juga:Perbaikan Jalan di Sumedang Mulai DigeberPramuka Hadapi Tantangan Modernisasi dan Globalisasi

Kepala Desa Pakualam, Sopian Iskandar menyebutkan, dalam persoalan ini, pihaknya lebih memilih diam. Sebab, terkait projek pengerjaan landing paralayang, pihaknya tidak tahu menahu.

Ditegaskan, dalam hal ini pihak desa lebih kepada penerima manfaat. Sebab dengan adanya landing paralayang itu jadi daya tarik wisatawan. Dampaknya wistawan yang berkunjung jadi lebih banyak dan bisa menambah penghasilan warga setempat yang berjualan.

“Saya tidak mau ikut campur dengan kerusakan landing paralayang. Sebab, dalam hal ini ada pihak yang lebih punya kewenangan,” kata dia saat ditemui di ruangannya di Kantor Desa Pakualam, Selasa (13/9)

Dikatakan, dampak dari rusaknya tempat landing paralayang, saat ini pengunjung menjadi sepi. Karena, wahana tersebut jadi tujuan utama pengunjung untuk berfoto dengan view pemandangan air Waduk Jatigede.

“Semenjak tempat landing rusak, pengunjung juga jadi sepi, bahkan ada pengunjung dari luar daerah yang datang mengaku kecewa dengan kondisi saat ini. Pasalnya, yang dirinya tahu di medsos tempat landing itu sangat bagus untuk berfoto,” katanya.

Sopian menilai, yang harus bertanggung jawab dalam hal ini, tentu pihak Disbudparpora. Seharusnya ada upaya untuk segera melakukan perbaikan. Karena, dengan kondisi seperti saat ini, tentu saja nama baik Sumedang juga dipertaruhkan.

“Kalau ada pengunjung dari luar daerah melihat kondisi ini, bukan hanya wisata Jatigede yang dinilai buruk, tapi nama Sumedang juga akan jadi buruk,” katanya. (eri)

0 Komentar