Program IPAL Sukaratu, Kurangi Pencemaran

Program IPAL Sukaratu, Kurangi Pencemaran
Program IPAL di Desa Sukaratu Kecamatan Darmaraja saat ini sedang membangun penampungan limbah (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, DARMARAJA – Kurangi pencemaran terhadap lingkungan, warga Desa Sukaratu Kecamatan Darmaraja dapat program bantuan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara komunal.

Meski jumlah warga di desa tersebut belum masuk kepada wilayah padat atau kumuh, tapi demi menjaga kesehatan warga, pihak desa tersebut mengajukan bantuan program IPAL.

Kepala Desa Sukaratu Sahya Sukarya Putra menyebutkan, pada dasarnya IPAL tersebut berfungsi sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah air yang berasal dari pemukiman warga.

Baca Juga:Tidak Mau Lingkungan Kumuh? Jaga Kebersihan Saluran Limbah!Tak Ada Anak Gagal Ginjal di Margajaya

“Program IPAL ini sebagai bentuk upaya kita untuk mengurangi limbah air di lingkungan. Bisa juga membantu masyarakat yang tidak punya lahan yang cukup untuk membuat penampungan/pembuangan limbah air,” kata Sahya, Rabu (19/10).

Dia menerangkan, dalam kehidupan manusia, pasti saja berdampingan dengan produksi limbah, baik itu limbah padat ataupun cair. Hal itu yang harus dipelajari dengan seksama. Sebab, hal itu kebanyakan orang menganggapnya hal yang biasa dan tidak akan berdampak patal.

Air limbah atau air buangan tidak bisa dibuang begitu saja, seperti halnya limbah padat atau sampah yang juga tidak bisa dibuang sembarangan. Meskipun kelihatannya air limbah bisa langsung meresap ke dalam tanah atau mengalir di sungai, air limbah rumah tangga sebenarnya juga merupakan limbah yang merusak lingkungan hidup.

“Air limbah seharusnya diolah dulu sebelum dibuang ke sungai atau air tanah yang meliputi limbah wc, limbah cuci dan limbah lainnya,” katanya.

Sahya menerangkan, air limbah yang berasal dari WC mengandung bakteri yang menyebabkan penyakit perut seperti diare. Bila tidak diolah terlebih dahulu, limbah WC bisa merembes ke dalam sumur, apalagi bila jarak sumur dan septik tank dekat, seperti yang terjadi di daerah padat penduduk. Bila air sumur tersebut dimasak, bakteri akan mati, tetapi bakteri tetap dapat menyebar melalui proses cuci muka atau kumur-kumur.

“Mungkin kalau air sumur itu dimasak dulu bakterinya akan mati, tapi bagaimana dengan aktivitas lainnya, seperti kumur-kumur dan cuci lainnya yang menggunakan air tersebut,” katanya.

0 Komentar