Sejarah Pembangunan Jalan Cadas Pangeran 1808

Pembangunan Jalan Cadas Pangeran
Pembangunan Jalan Cadas Pangeran
0 Komentar

Selama empat bulan Daendels mulai membenahi infrastruktur administrasi pemerintahan, baik di Batavia mapun di Hindia Timur. Ada beberapa masalah yang menjadi prioritas pada awal pemerintahannya, yakni mengatasi kerusuhan yang timbul di Cirebon secepatnya, mengatur kembali hireraki pemerintah kolonial dalam hubungannya

Dalam pembangunan jalur ini muncullah tokoh Pangeran Kusumadinata IX yang dilahirkan tahun 1791 dan meninggal tahun 1828. Masyarakat Jawa barat, khususnya masyarakat Sumedang lebih mengenalnya dengan nama Pangeran Kornel.

Dalam cerita rakyat, sebagai seorang bupati yang mencintai rakyatnya, ia tidak tega melihat penderitaan mereka pada saat pembangunan jalan raya yang menghubungkan antara Parakanmuncang dan Sumedang.

Baca Juga:Makna Sejarah Situs Jatigede SumedangBeredar Penangkapan Gibran Oleh KPK Apakah Hoaks

Jalur ini melewati daerah Ciherang tepatnya di desa Tanjungsari, suatu daerah yang berada di antara Parakanmuncang dan Sumedang, merupakan daerah pegunungan yang tanahnya terdiri atas cadas sangat keras.

Pembangunan jalan ini dilaksanakan dengan sistem kerja paksa atau sistem kerja rodi yang menelan banyak korban jiwa. Pekerjaan ini ditandai dengan banyak sekali perlawanan yang diberikan oleh bangsa Indonesia, karena Gubernur Jenderal Daendels bertindak sangat keras dan terlalu menekan para elit penguasa pribumi .

Tak luput pula para bupati juga turut ditekan, bahkan sampai menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat.

Proses pembuatan jalan di Sumedang mendapat perlawanan paling tegas dari Pangeran Kusumadinata IX, bupati Sumedang saat itu. Bupati Kusumadinata tidak tega melihat penderitaan rakyatnya dan terpanggil untuk membela rakyatnya dari tugas rodi yang dibebankan kepadanya.

Dalam deskripsi tetang pembangunan jalan De groote Postweg di atas, sejumlah kesimpulan bisa ditarik dari tulisan ini. Pertama, proyek pembangunan jalan ini memiliki dampak politik dan sosial yang sangat besar. Dampak ini tidak hanya terbatas pada

Kalangan masyarakat Eropa tetapi juga pada masyarakat pribumi. Ini terbukti dengan adanya legenda atau cerita rakyat yang berkembang menjadi suatu mitos khusus tentang peristiwa pembangunan jalan raya tersebut. Mengingat kedudukan mitos dalam pandangan batin orang pribumi masa lalu sangat penting terutama dalam mempengaruhi pola berpikir mereka, peristiwa pembangunan jalan raya tersebut jelas mengandung nilainilai yang menyentuh batas kehidupan budaya mereka.

0 Komentar