Mitos Cadas Gantung Sumedang

Mitos Cadas Gantung Sumedang
Mitos Cadas Gantung Sumedang
0 Komentar

sumedangekspres – Mitos Cadas Gantung Sumedang ini dikenang berdasarkan informasi dari warga sekitar. “Hanging Rock” menceritakan kisah horor yang merujuk pada peristiwa dengan sejarah mengerikan yang terjadi 39 tahun lalu.

39 tahun yang lalu, “Batu Gantung” adalah tempat di mana puluhan mayat dibuang di tempat yang berbeda. Jenazah dalam karung-karung itu diduga milik preman (jeger) pada era “Karungan” tahun 1982-an saat itu.

Sebelumnya (tahun 1970-an) ‘Batu Gantung’ disebut-sebut sebagai tempat preman sadis aktif, tidak takut membunuh korbannya.

Baca Juga:Sejarah Alun-Alun Kota Bandung Masa KerajaanSejarah Daerah Narimbang Conggeang Sumedang

Harta miliknya disita dan tubuhnya dibuang ke Hanging Rocks Canyon. Sampai saat itu tidak ada yang berani melewati Gantung de Cada ketika hari sudah gelap menjelang malam tiba.

Pantauan media, ruas jalan raya provinsi antara Sumedang dan Subang itu persis melengkung. Inilah posisi Jembatan Cadas Gantung sebagai penghubung antara dua bukit terjal sedalam beberapa puluh meter di bawah lereng bukit kawasan hutan lindung dan sampai di kawasan Dusun Panisa, desa Pangadegan, kecamatan Rancakalong, wilayah administratif Sumedang, Jawa Barat.

Mitos Cadas Gantung Sumedang juga menjadi perbatasan dua kecamatan, yaitu Desa Pangadengan, Kecamatan Rancakalong dan Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang.

Penduduk setempat menyebutnya Leuweung Tiis, hutan dingin yang selalu diselimuti kabut tebal, yang menambah suasana hening dan senyap kawasan hutan lindung tersebut. Pada tahun 1982, Hanging Rocks menjadi krematorium
“Pada masa Karungan, ketika kelompok misterius membersihkan gerombolan preman pada tahun 1982, jembatan gantung Rocks berfungsi sebagai tempat pembuangan mayat preman yang dibebaskan,”

Dia mengatakan dia pergi ke tempat dia mengatakan mayat tak dikenal tergeletak di poros. Warga setempat langsung melakukan penguburan di tempat karena tidak ada yang mengaku sebagai keluarganya.

“Karena kondisi jenazah semakin parah, hingga empat jenazah dimakamkan di sana. Tapi ada juga yang mengaku sebagai keluarganya, sehingga jenazah dibawa pulang,” ujarnya. Rupanya, lanjut dia, jenazah tersebut bukan berasal dari daerah (Sumedang), tapi kemungkinan dari tempat lain, dan sengaja dibuang ke Batu Gantung.

0 Komentar