sumedangekspres – 4 fakta Gunung Piramid Jawa Barat, katanya mirip Dieng.
Kabupaten Garut memiliki banyak potensi pariwisata alam yang menarik.
Terletak di wilayah pegunungan dan dekat dengan samudra, Kota Intan menawarkan banyak tempat wisata menarik yang dapat dikunjungi.
Salah satu tempat wisata yang memiliki pesona tinggi di Garut adalah Gunung Sadahurip, yang terletak di Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangtengah.
Indah Bak Dieng
Beberapa orang menyebutnya sebagai “Dieng”nya Kabupaten Garut karena keindahannya yang eksotis.
Baca Juga:Misteri Gunung Padang Jawa Barat, Situs Paling Bersejarah Menyimpan Ribuan RahasiaPara Gamers Harus Tahu Laptop HP Pavilion 15-EC2047AX: Laptop Gaming Terbaik!
Baru-baru ini, sebutan “Dieng”nya Garut tengah populer setelah Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengungkapkan keindahan gunung berbentuk kerucut tersebut.
Menurutnya, wisata alam yang berada di ketinggian 1.300 mdpl itu tak kalah indah dari objek wisata Dieng yang berada di Kabupaten Wonosobo, Jawa tengah.
Pernah Disangka Piramid
Gunung Sadahurip juga menarik perhatian karena bentuknya yang mirip dengan piramida di Mesir.
Namun, sebenarnya gunung ini adalah hasil proses erupsi gunung purba dan memiliki keindahan alam yang setara dengan objek wisata Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Berpotensi Wisata
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengungkapkan bahwa Gunung Sadahurip memiliki potensi wisata yang luar biasa.
Pihaknya berencana untuk mengembangkan destinasi wisata ini dengan meningkatkan infrastruktur dan fasilitas agar lebih mudah diakses oleh pengunjung.
Hal ini diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
Terbentuk Dari Magma
Seiring dengan popularitasnya, Gunung Sadahurip sempat menjadi sorotan karena klaim bahwa gunung ini adalah piramida asli Indonesia dari masa lalu.
Baca Juga:Menikmati Keindahan Kota Sumedang di Bukit TogaWisata Arum Jeram di Sungai Cimanuk, Cokok Buat Kamu Yang Suka Menantang Adrenalin
Namun, klaim tersebut telah dibantah oleh penelitian bersama beberapa pihak, termasuk tim ahli geologi dan antropologi dari Institut Teknologi Bandung dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Mereka menyatakan bahwa bentuk gunung ini dipengaruhi oleh energi dan volume magma di dalam tanah, dan merupakan hasil dari proses erupsi gunung purba.