Saung Angklung Udjo Bandung : Sejarah, Alamat, Kontak, Rute, Harga Tiket, Pertunjukan, Belajar, Kuliner dan Manfaat

Saung Angklung Udjo Bandung : Sejarah, Alamat, Kontak, Rute, Harga Tiket, Pertunjukan, Belajar, Kuliner dan Manfaat
Saung Angklung Udjo Bandung : Sejarah, Alamat, Kontak, Rute, Harga Tiket, Pertunjukan, Belajar, Kuliner dan Manfaat (ist/bandung.go.id)
0 Komentar

sumedangekspres – Saung Angklung Udjo Bandung : Sejarah, Alamat, Kontak, Rute, Harga Tiket, Pertunjukan, Belajar, Kuliner dan Manfaat.

Berwisata tidak selalu harus terbatas pada alam, terutama di daerah Bandung yang menawarkan banyak pilihan wisata yang mempersembahkan pengalaman yang berbeda. Selain wisata alam, Bandung juga menawarkan pengalaman kuliner dan mode yang menarik, serta menampilkan wisata seni yang tak kalah menghibur dan edukatif.

Salah satu tempat yang menghidupkan dan mempersembahkan kebudayaan tradisional Bandung adalah Saung Angklung Udjo. Tempat ini sangat cocok dan sangat dianjurkan bagi mereka yang ingin memahami dan mempelajari salah satu aspek budaya Indonesia yang sering kali terlupakan, terutama di kota-kota besar.

Baca Juga:Menikmati Wisata Alam Bandung dengan Aktivitas BerkudaBaca Eleceed Chapter 262 Sub Indo : Manhwa Terpopuler dan Terbaik 2023

Pada tahun 1966, Udjo Ngalagena, yang akrab disapa Mang Udjo, bersama istrinya Uum Sumiati, mendirikan Saung Angklung Udjo. Mereka mendirikan tempat ini dengan tujuan menjadikannya pusat kerajinan tangan dari bambu dan juga sebagai pusat pertunjukan. Sasaran utama tempat ini adalah melestarikan budaya Sunda, khususnya seni angklung.

Mang Udjo memiliki cinta yang mendalam terhadap seni angklung sejak usia 4 tahun, itulah mengapa ia begitu bersemangat dan bangga akan kesenian angklung. Hal ini mendorongnya untuk mendirikan Saung Angklung Udjo sebagai wujud dedikasinya terhadap seni tersebut.

Selain menjadi seorang pemuka seni angklung, Mang Udjo juga memiliki keahlian dalam seni bela diri tradisional seperti pencak silat. Ia juga mahir dalam memainkan berbagai alat musik tradisional, seperti gamelan dan kecapi, yang ia padukan dengan lagu-lagu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Belanda.

0 Komentar