Belanja Souvenir di Saung Angklung Udjo Bandung
Buat kamu yang datang kesini, kurang lengkap rasanya kalau tidak membawa buah tangan, baik untuk dipajang di rumah atau untuk oleh-oleh.
Disini terdapat ruangan khusus sentra souvenir yang disediakan oleh pengelola. Anda bisa membawa pulang gantungan kunci, kipas, kaus, gelang, sandal, tas, hingga replika angklung. Mengenai harga tidak perlu khawatir, karena harganya cukup murah meriah dan terjangkau. Pengunjung dapat menjumpai aneka souvenir ini di dekat loket penjualan tiket.
Wisata Kuliner Dapoer Angklung di Saung Angklung Udjo Bandung
Setelah seharian keliling di saung, perut anda tentu akan keroncongan. Tidak perlu repot-repot bawa dari rumah, disini juga ada kok tempat kulineran, ada Dapoer Angklung. Anda bisa pesan batagor dan siomay khas Bandung. Ada pun menu makanan western yang rasanya tak kalah enak dan lezat. Harganya pun terbilang cukup terjangkau untuk dinikmati bersama-sama.
Manfaat Belajar Angklung
Baca Juga:Menikmati Wisata Alam Bandung dengan Aktivitas BerkudaBaca Eleceed Chapter 262 Sub Indo : Manhwa Terpopuler dan Terbaik 2023
Selain untuk melestarikan kebudayaan, angklung juga memiliki beberapa manfaat lain misalnya saja seperti berikut ini.
1. Sebagai Alat Musik
Angklung ialah sebuah alat musik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Keberadaannya memiliki sebuah fungsi yang digunakan untuk mengiringi alunan lagu atau menciptakan sebuah harmoni yang mengalun dengan indah.
Angklung juga dapat dijadikan sebuah instrumental dalam sebuah pegelaran seni yang dapat dipadu-padankan dengan alat musik lain, baik tradisional maupun modern. Penggunaan Angklung telah ada sejarah zaman kerajaan Padjajaran.
2. Sebagai Pengingat Waktu Sembhayang Kaum Hindu
Jauh sebelum adanya teknologi seperti sekarang, masyarakat jawa barat khususnya sering menggunakan angklung sebagai alat komunikasi, hal tersebut tak jauh berbeda kondisinya dengan daerah lain seperti di Jawa Tengah misalnya.
Masyarakat Jawa Tengah juga menggunakan kentongan. Dengan adanya angklung masyarakat Jawa Barat menggunakan alat musik tersebut untuk dijadikan sebagai tanda masuknya waktu sembhayang bagi masyarakat hindu di daerah Padjajaran, pada zamannya.
3. Pemompa Semangat
Pada zaman Kolonial Belanda, permainan angklung sempat dilarang. Hal itu membuat nama Angklung juga meredup. Kala itu hanya anak kecil saja yang diperbolehkan untuk bermain angklung oleh pemerintah Kolonial Belanda.