Ibu dan Bayi Meninggal Saat Persalinan

Ibu dan Bayi Meninggal Saat Persalinan
TANGGAPI: PJ Direktur RSUD Sumedang dr Enceng saat ditemui Sumkes, di kantornya, baru-baru ini. Istimewa
0 Komentar

sumedangekspres – Ibu dan Bayi Meninggal Saat Persalinan

Mamay Maida (30) warga Dusun Cipeureu RT 03 RW 01 Desa Buanamekar Kecamatan Cibugeul Kabupaten Sumedang, yang tengah berjuang melewati proses persalinan, akhirnya meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sumedang, baru-baru ini.

Suami korban, Ardiansyah Apandi (30), mengaku diirnya kecewa dengan pelayanan RSUD Sumedang, karena penanganan yang kurang baik.

Jenazah istrinya, kata Ardiansyah, kemudian disuruh dibawa pulang menggunakan mobil ambulan sekitar jam 14.00 WIB dan tiba di rumah duka sekira jam 15.00 WIB lebih. Ardiansyah pun mengaku harus membayar ambulan sejumlah Rp 635 ribu.

“Kalau rumah sakitnya gratis karena pakai BPJS,” katanya.

Baca Juga:Mentoring Class ” Pembinaan Program Kreativitas Mahasiswa & Program Mahasiswa WirausahanDPRD Jabar Ajak Masyarakat Menjaga Stabilitas dan Mengamalkan Pancasila Ditengah Masyarakat

Atas kejadian yang menimpanya, ia pun berencana membawa kasus ini ke ranah hukum.

Menyikapi persoalan tersebut, PJ Direktur RSUD Sumedang dr Enceng angkat bicara. Menurutnya, penanganan pasien sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar.

Pasien dikirim ke RSUD Sumedang pada hari Sabtu (30/9)  sekitar jam 20.00 oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, lantaran sudah 9 bulan lebih usia kandungan, namun belum ada tanda-tanda melahirkan.

“Pasien direncanakan melahirkan pervaginam dengan tindakan induksi (Merangsang timbulnya reaksi kontraksi), tujuannya agar timbul reaksi kontraksi sebagai tanda akan melahirkan,” tuturnya.

Keesokan harinya, pasien mengalami perkembangan persalinan dengan ditandai pembukaan yang sudah lengkap, sehingga pasien dipimpin saat proses melahirkan.

“Namun dalam perjalanannya, pasien mengalami penurunan kondisi fisik, yang dicurigai disebabkan oleh emboli air ketuban,” tuturnya.

Dikatakan, emboli air ketuban adalah peristiwa  masuknya air ketuban yang mengandung sel-sel janin dan material debris lainnya, ke dalam sirkulasi ke dalam sirkulasi material, yang menyebabkan kolaps kardio respirasi.

“Patopsiplogisnya sampai saat ini belum jelas,” katanya.

Baca Juga:Penetapan Raperda Penyelenggaraan Kepariwisataan Jadi Prakarsa DPRD Jawa BaratMinat Baca di Sumedang  Rendah

Yang jelas, sambung Enceng, ada tiga faktor utama yang menyebabkan masuknya air ketuban ke dalam sirkulasi ibu, yaitu robekan amnion dan koronion, terbukanya vena ibu baik melalui vena-vena endoserviks, sensus venosus subplasenta.

“Atau bisa juga akibat laserasi segmen bawah rahim serta adanya tekanan yang mendesak masuknya air ketuban ke dalam sirkulasi ibu,” tuturnya.

0 Komentar