Ternyata Ini Nama Asli Ning Umi Laila

Ternyata Ini Nama Asli Ning Umi Laila
Ternyata Ini Nama Asli Ning Umi Laila(foto/ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Ternyata Ini Nama Asli Ning Umi Laila, Di balik akun TikTok yang terkenal, terdapat seorang mubalighah milenial yang bernama Ning Umi Laila.

Meskipun muda, pesan-pesan ceramahnya mampu menyentuh hati jamaah ibu-ibu dengan begitu mendalam.

Namanya yang merdu tak hanya dikenal dalam ceramah, tapi juga di dunia sholawat.

Baca Juga:Spesifikasi Wuling Alvez, Kendaraan Paling Hemat dan NyamanSpesifikasi Mazda CX-7 Mesin Bandel dan Tangguh

Nama Asli Ning Umi Laila

Nama Asli Ning Umi Laila , yang memiliki suara yang merdu, membangun reputasi sebagai seorang munsyidah yang menggugah jiwa dengan syair-syair dan sholawat yang dilantunkannya.

Lahir pada 8 Agustus 2000, Ning Umi Laila adalah buah dari pernikahan Edy Rahmatullah dan Sulastri.

Terlahir dalam keluarga yang penuh berkah ini, ia tumbuh dalam naungan orang tua yang telah lama menjadi pendakwah.

Ayah dan ibunya sering berdakwah bersama, membawa pesan agama kepada banyak orang.

Namun, perjalanan Umi ke dalam dunia dakwah tidak selalu mulus. Pada awalnya, ia bahkan meragukan apakah harus mengikuti jejak orang tuanya.

Dunia dakwah bukanlah impian masa kecilnya.

Semuanya berubah ketika ibunya mengalami stroke saat Umi masih duduk di kelas 2 SMP. Kondisi itu membuat ibunya tidak lagi bisa aktif berdakwah.

Di saat genting, jamaah dan keluarga mendorong Umi untuk melanjutkan misi dakwah yang ditinggalkan ibunya. Umi pun akhirnya bersedia, meskipun dengan rasa terpaksa.

Baca Juga:Daftar Harga Mobil Bekas Bandung Murah BangetInilah Kelebihan Honda Beat Street

Momen perubahan datang saat sang ayah jatuh sakit, dan ada amanah pengajian yang harus diisi.

Dalam keadaan genting tersebut, ayahnya mengutus Umi untuk mengambil alih tugasnya dalam memberikan ceramah.

Terdorong oleh ketaatan pada ayahnya, Umi melangkah untuk pertama kalinya ke mimbar.

Dan ternyata, dia memiliki bakat alami dalam berceramah. Jamaah suka dengan gayanya yang khas, yang mampu meraih hati mereka.

Sejak saat itu, ia menjadi pendamping ayahnya dalam berdakwah. Namun, takdir berkata lain saat sang ayah meninggal.

Umi tetap mengambil tanggung jawab dakwah, meskipun harus melakukannya tanpa pendampingan Kyai Granat, panggilan ayahnya.

Awalnya, Umi merasa terpaksa menjalani peran ini. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai menikmati perannya sebagai mubalighah.

0 Komentar