Panglima TNI Agus Subiyanto: Menghadapi Teror OPM di Papua dengan Smart Power dan Hard Power

Panglima TNI Agus Subiyanto: Menghadapi Teror OPM di Papua
Panglima TNI Agus Subiyanto: Menghadapi Teror OPM di Papua (ist/pin/jawapos.com)
0 Komentar

sumedangekspres – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto angkat bicara soal rangkaian penyerangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kelompok Separatis Teroris (KST) di wilayah Papua.

Prajurit TNI AD yang menjalankan tugasnya menjaga perdamaian di Papua menjadi sasaran serangan yang mengkhawatirkan.

Panglima TNI Agus Subiyanto menegaskan, model operasional yang diterapkan dalam penyelesaian situasi Papua harus memadukan dua pendekatan utama, yakni Smart Power dan Hard Power.

Baca Juga:Kementerian Kesehatan Minta Kesiapsiagaan Terkait Peningkatan Kasus Pneumonia di Tiongkok UtaraEdhy Prabowo Bebas Bersyarat: Tinjauan Terhadap Kasus Korupsi Izin Ekspor Benih Lobster

Smart Power mengedepankan pendekatan Papua dimana TNI berperan dalam mengatasi kesulitan dan tantangan masyarakat setempat.

Pendekatan ini bertujuan untuk membangun hubungan positif dengan masyarakat Papua, mengatasi ketidakpuasan dan mendorong pembangunan dan kesejahteraan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Hard Power menjadi kebutuhan esensial dalam menghadapi serangan bersenjata oleh KST OPM. Hard Power merupakan pola operasi yang menggunakan kekuatan senjata untuk melindungi prajurit TNI yang tengah menjalankan tugas operasi di Papua.

Ini menjadi respons yang diperlukan terutama setelah serangan yang menyebabkan gugurnya prajurit terbaik Satgas Pamtas Mobile Yonif MR 411/Pandawa Kostrad dalam serangkaian aksi teror yang dilakukan oleh kelompok OPM.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyampaikan duka mendalam atas gugurnya prajurit Satgas Pamtas Mobile Yonif MR 411/Pandawa Kostrad dalam penyerangan kelompok OPM di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Aksi teror ini terjadi pada pekan lalu yang menewaskan seorang prajurit TNI AD dan seorang lainnya mengalami luka tembak.

Pada tanggal 25 November 2023, kelompok bersenjata OPM menyerang Satgas Mobile Pamtas Yonif MR 411/Pandawa Kostrad, menewaskan empat prajurit TNI AD dan dua lainnya yang dirawat di rumah sakit karena luka tembak.

Baca Juga:Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Serahkan Helikopter Angkut Berat dan Simulator ke Lanud Atang SendjajaDerajat Kesehatan Masyarakat Kota Tasikmalaya: Tantangan Menuju ODF 100%

Tak sampai disitu saja, pada tanggal 30 November 2023, OPM kembali melakukan serangan yang mengakibatkan dua prajurit Pratu S dan Prada F tewas saat bertugas menjaga perdamaian di wilayah tersebut.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menekankan perlunya tanggapan yang tegas dan penuh kekuatan terhadap serangan OPM, menciptakan keseimbangan antara pendekatan positif dengan masyarakat Papua (Smart Power) dan perlindungan diri yang kuat (Hard Power).

Upaya ini diharapkan dapat membawa perdamaian dan stabilitas ke wilayah tersebut, serta menghormati pengorbanan prajurit yang telah gugur demi menjaga kedaulatan negara.***

0 Komentar