sumedangekspres – Mari simak artikel mengenai pasukan Israel dekati pusat kota, yang membuat warga mengungsi ke selatan Gaza.
Sebuah gelombang besar pengungsi melanda Jalur Gaza ketika pertempuran mencapai tingkat kritis dan pasukan Israel semakin mendekati pusat kota.
Seorang juru bicara tentara Israel memberikan laporan yang mengkhawatirkan pada hari Jumat, menyatakan bahwa lebih dari 100.000 warga Palestina telah pindah dari utara ke selatan Gaza dalam dua hari terakhir.
Baca Juga:Israel Dituntut Afrika Selatan, Ada Apa?Baru Tahu! Ternyata Nenek Moyang Afrika Orang Kalimantan!
PBB melaporkan awal pekan ini bahwa setidaknya 1,5 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka sejak dimulainya perang.
Arus orang yang terus berlanjut mencakup anak-anak, korban luka, dan orang lanjut usia yang terlihat bergerak ke selatan, sebagian besar berjalan kaki, hanya membawa ransel kecil dan barang-barang penting.
Israel telah berulang kali menargetkan dan menyerang warga sipil yang berusaha menuju ke selatan, meningkatkan risiko kemanusiaan di wilayah tersebut.
“Pertempuran di wilayah perkotaan Jalur Gaza telah mencapai tingkat kritis, ketika pasukan pendudukan Israel bergerak maju dan semakin dalam,” kata Tareq Abu Azzoum, seperti yang dikutip dari laporan Al Jazeera oleh Khan Younis.
“Sekarang pasukan Israel ditempatkan di lingkungan Tel Al-Hawa, di kamp pengungsi Al-Shati, dan bahkan di wilayah timur Gaza ketika mereka mencoba menyusup lebih jauh ke pusat dan pusat utama Kota Gaza. Mereka hanya berjarak satu kilometer [0,6 mil] dari Rumah Sakit Al-Shifa.”
Pada hari Jumat, kantor kemanusiaan PBB menyatakan kesulitan untuk mengirimkan truk bantuan ke utara Gaza, di mana ratusan ribu orang masih tinggal.
“Jika ada neraka di bumi, maka itu adalah bagian utara Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), kepada wartawan di Jenewa.
Baca Juga:Gara-gara Gelombang Panas Serang Bumi, Harga Pangan Jadi Meroket!Bentar Lagi Tahun Baru, Harga Bawang Malah Melonjak?
Dalam perkembangan terkait, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyerukan penyelidikan atas penggunaan “senjata peledak berdampak tinggi” oleh Israel di Gaza.
Dia menyoroti bahwa penggunaan senjata semacam itu menyebabkan kehancuran tanpa pandang bulu di daerah kantong Palestina yang terkepung.
Situasi yang semakin tegang ini menuntut perhatian dunia internasional untuk segera berupaya mencapai gencatan senjata dan mengatasi krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza.