Takut Uangnya Tak Berkah, Miliarder Tjio Wie Tay Masuk Islam

Takut Uangnya Tak Berkah, Miliarder Tjio Wie Tay Masuk Islam
Takut Uangnya Tak Berkah, Miliarder Tjio Wie Tay Masuk Islam/ist
0 Komentar

sumedangekspres – Pada tahun 1970-an, Masagung, atau Tjio Wie Tay, mencapai puncak kejayaan dengan Toko Gunung Agung yang telah menjadi sentra jual beli buku di Indonesia.

Meskipun sukses di dunia bisnis dan keuangan, kehidupan super nyaman dan kekayaan membuatnya mengalami krisis kesadaran yang mendalam.

“Ia enggan menyebutkan jumlah kekayaannya. Tetapi, jumlah pajak yang harus dibayarnya secara grup mencapai Rp 200 juta. Untuk bea cukai sebesar Rp 2 milyar. Belum termasuk pajak pendapatan dari 2.000 lebih karyawannya,” ungkap penulis buku Apa dan Siapa? (2004).

Baca Juga:Bukan Prancis, Ternyata Merk Tas Terkenal Ini Made In Indonesia!Ada 27 Hari! Ini Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024 di Indonesia

Denys Lombard, dalam Nusa Jawa Silang Budaya (2009), menceritakan bahwa kejayaan dan kekayaan yang diperoleh Masagung membuatnya tidak nyaman.

Ketakutannya terjerumus ke dunia maksiat menghilang setelah bertemu dengan Ibu Tien Fuad Muntaco, seorang pakar hipnotisme dan telepati.

“Usai pertemuan itu, dia jatuh di bawah pengaruh spiritual Ibu Tien dan memutuskan untuk pindah agama dari Hindu ke Islam,” kata Denys Lombard.

Pengaruh kuat dari Tien Fuad Muntaco membawa perubahan drastis dalam kehidupan Masagung.

Leo Suryadinata dalam Southeast Asian Personalities of Chinese Descent (2012) mencatat transformasinya menjadi tokoh penyebaran ajaran Islam.

“Dia mendirikan Yayasan Jalan Terang, membiayai pembangunan masjid, rumah sakit, dan museum Wali Songo. Selain itu, aktif dalam dakwah masjid di Ibukota dan mempromosikan Islam lewat penerbitan buku-buku Islami,” jelas Leo Suryadinata.

Setelah mengalami masa muda yang resah, Masagung berhasil merangkul tradisi Jawa dan mendalami ke-Islaman.

Baca Juga:Riset: Ini 13 Pekerjaan yang Rentan SelingkuhPernah Dinyatakan Hilang, Dunia Ini Muncul di Indonesia!

Upaya menebar ajaran Islam ini terus dilakukannya hingga akhir hayatnya pada 24 September 1990.

Sebagai refleksi perjalanan hidupnya, Masagung pernah berkata, “Takut uangnya tak berkah, saya temukan keberkahan dalam Islam.”

0 Komentar