Membangun Masa Depan Aman: Pelajaran Mitigasi Gempa Sumedang M 4,8 dan Rekomendasi Tata Ruang Wilayah

Membangun Masa Depan Aman: Pelajaran Mitigasi Gempa Sumedang M 4,8 dan Rekomendasi Tata Ruang Wilayah
Membangun Masa Depan Aman: Pelajaran Mitigasi Gempa Sumedang M 4,8 dan Rekomendasi Tata Ruang Wilayah (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Membangun Masa Depan Aman: Pelajaran Mitigasi Gempa Sumedang M 4,8 dan Rekomendasi Tata Ruang Wilayah.

Dalam webinar berjudul “Kupas Tuntas Gempa Sumedang M 4,8 pada 31 Desember 2023” yang diadakan pada Kamis, 11 Januari 2024, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyoroti bahwa gempa di Sumedang, Jawa Barat, memberikan pengajaran mengenai urgensi pembangunan dengan struktur yang kuat dan perencanaan tata ruang wilayah yang aman.

Pernyataan tersebut menegaskan kepentingan mitigasi konkret dalam membangun struktur yang kokoh dan perencanaan tata ruang yang aman, berdasarkan risiko gempa bumi.

Baca Juga:Ternyata Ini Alasan Suami Bacok Istri di SumedangAlasan Penamaan Sesar Sumedang Menurut BMKG

Daryono menjelaskan bahwa gempa Sumedang merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang dipicu oleh aktivitas patahan aktif.

Gempa ini memiliki karakteristik di mana seluruh pelepasan energinya terfokus pada wilayah lokal. Meskipun magnitudonya hanya 4,8, gempa tersebut memiliki potensi merusak lebih dari 149 bangunan rumah.

Selain kedalaman gempa yang dangkal, episenter gempa kerak dangkal ini berada di zona tanah lunak dan tebal, yang dapat menyebabkan resonansi dan penguatan gelombang gempa.

Hal ini menjadikan gempa kerak dangkal dikenal sebagai peristiwa yang sangat merusak dan berpotensi mematikan.

Daryono memberikan contoh peristiwa serupa, seperti gempa Cianjur 2022 yang menyebabkan lebih dari 600 orang meninggal. Gempa Sumedang, meskipun terjadi di zona dengan aktivitas kegempaan rendah, memberikan pesan tentang pentingnya mitigasi gempa bahkan di wilayah-wilayah dengan tingkat aktivitas gempa yang rendah.

Berdasarkan pemantauan BMKG, dampak kerusakan akibat gempa Sumedang mencapai skala intensitas V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity), menunjukkan guncangan yang kuat dan menyebabkan kerusakan di Kota Sumedang.

Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menyampaikan bahwa patahan penyebab gempa di Kota Sumedang disebut sebagai Sesar Sumedang, yang sebelumnya belum terpetakan.

Baca Juga:Pendaftaran SIPSS 2024 Telah Dibuka : Peluang Menjadi Perwira Polri!Emang Boleh Dana Ratusan Miliar Rupiah Dana dari Luar Negeri ini Masuk ke 21 Bendahara Partai Politik?

Dalam konteks ini, Daryono menyampaikan empat rekomendasi untuk Pemerintah Daerah. Pertama, mengevaluasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan Peta Zona Bahaya Gempa Bumi serta pemetaan sesar aktif atau Sesar Sumedang.

Kedua, mengevaluasi dan menerapkan Building Code atau aturan bangunan tahan gempa berdasarkan Peta Mikrozonasi berbasis Peak Ground Acceleration (PGA).

0 Komentar