Perdagangan Daging Anjing: Ancaman Kesehatan dan Bagaimana Langkah Pemerintah?

Perdagangan Daging Anjing
Perdagangan Daging Anjing (ist/ilustrasi/pin)
0 Komentar

sumedangekspres – Perdagangan daging anjing masih menjadi permasalahan serius di beberapa kota di Indonesia, termasuk Kota Solo.

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan (DPKPP) Kota Solo baru-baru ini melakukan pendataan yang mengungkap fakta mengejutkan.

Sebanyak 27 warung di Solo teridentifikasi menjual olahan daging anjing. Kepala DPKPP Solo, Eko Nugroho Isbandijarso, menyampaikan bahwa puluhan warung tersebut memerlukan 90 hingga 100 ekor anjing setiap harinya.

Tindakan Pemerintah

Baca Juga:Ini Janji Prabowo untuk Wilayah Perairan Indonesia Jika Terpilih Menjadi Presiden!Komisioner KPU: Debat Pilpres 2024 Didesain Tanpa Saling Serang, Meski Ditekan Usulan Perubahan Format!

Menanggapi temuan ini, Pemerintah Kota Solo bersikap tegas. Mereka berencana menerbitkan Surat Edaran (SE) bersama Sekretaris Daerah untuk memberikan imbauan agar tidak ada lagi peredaran daging anjing.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan efek deterrent dan meminimalisir praktik perdagangan daging anjing di wilayah tersebut.

Dampak Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Mengkonsumsi daging anjing tidak hanya melibatkan aspek kebijakan dan etika, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan manusia.

Dilansir dari laman KlikDokter, terdapat risiko terkena rabies akibat mengonsumsi daging anjing. Rabies sendiri adalah penyakit serius yang dapat mengancam kehidupan, menyebabkan peradangan di otak, dan mempengaruhi sistem saraf pusat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menduga bahwa perdagangan daging anjing dapat menjadi faktor penyebab penyebaran rabies di Indonesia.

Selain itu, konsumsi daging anjing juga dapat menjadi penyebab penyakit trikinosis, yang disebabkan oleh parasit Trichinella yang dapat terdapat dalam daging mentah atau kurang matang.

Bahaya Lainnya dari Mengkonsumsi Daging Anjing

Selain rabies dan trikinosis, mengonsumsi daging anjing juga membawa risiko lain, seperti:

1. Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia (Zoonosis)

Baca Juga:Ancaman Cuaca Ekstrem di Indonesia: Masyarakat Diminta Waspada hingga Februari!DPC PPP Sumedang Berikan Layanan Ganti Oli Gratis untuk Pengemudi Ojek Online dalam Rangka HUT ke-51

Rabies bukan satu-satunya ancaman; penyakit lain seperti Echinococcosis dan Toxoplasmosis dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui konsumsi daging anjing.

2. Kondisi Higienis yang Buruk

Praktik perdagangan daging anjing seringkali tidak mematuhi standar kebersihan yang baik, meningkatkan risiko penularan penyakit.

3. Resistensi Antibiotik

Pemberian antibiotik pada hewan yang dijual untuk dikonsumsi dapat menyebabkan resistensi antibiotik, membahayakan kesehatan manusia secara keseluruhan.

4. Isu Kesejahteraan Hewan dan Kesehatan Mental

Praktik perdagangan daging anjing juga menciptakan isu kesejahteraan hewan yang signifikan dan dapat memengaruhi kesehatan mental masyarakat yang menyaksikannya.

0 Komentar