Presiden Jokowi Ungkap Kekhawatiran Terhadap Rasio Lulusan S2 dan S3 di Indonesia

Presiden Jokowi Ungkap Kekhawatiran Terhadap Rasio Lulusan S2 dan S3 di Indonesia
Presiden Jokowi Ungkap Kekhawatiran Terhadap Rasio Lulusan S2 dan S3 di Indonesia (ist/ig/jokowi)
0 Komentar

sumedangekspres – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyatakan kekagetannya terkait data rasio jumlah lulusan S2 dan S3 Indonesia terhadap penduduk produktif. Dalam pernyataannya, Jokowi mengungkap bahwa Indonesia saat ini tertinggal dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam dalam hal ini.

Menurut Jokowi, rasio lulusan S2 dan S3 terhadap penduduk produktif di Malaysia dan Vietnam mencapai lima kali lipat dari Indonesia, dengan angka mencapai 2,43%.

Hal ini menjadi perhatian serius bagi Jokowi karena Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang unggul untuk dapat bersaing secara global dalam beberapa tahun ke depan.

Baca Juga:Pemerintah Kabupaten Majalengka Bersikap Tegas Terhadap Praktik Percaloan dalam Rekrutmen Pekerja!Anies Baswedan Rancang Tim Khusus untuk Penanganan Problem Pangan di Lampung

Presiden Jokowi menegaskan bahwa situasi ini seharusnya tidak terjadi, dan pemerintah perlu segera mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Beliau berencana untuk mengumpulkan para menteri guna membahas masalah ini, dengan fokus pada alokasi anggaran yang diperlukan untuk mengatasi fenomena ini.

Jokowi juga berbagi pengalaman dari hasil kunjungannya ke Amerika Serikat, di mana dia melihat dominasi mahasiswa asal China dan India di kampus-kampus, terutama di bidang teknologi.

Dalam keterangannya, Jokowi menyebutkan bahwa hanya sedikit mahasiswa Indonesia yang terlihat di kampus-kampus tersebut, sementara mahasiswa dari negara-negara lain justru mendominasi.

Pernyataan Jokowi ini juga menyoroti pentingnya pendidikan tinggi sebagai modal utama bagi negara berkembang untuk dapat maju secara signifikan. Menurutnya, investasi dalam sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang.

Dalam konteks ini, Presiden Jokowi menekankan bahwa pemerintah harus bersiap untuk menggelontorkan anggaran yang memadai agar sistem pendidikan tinggi di Indonesia dapat bersaing secara efektif dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat global.

Keputusan untuk mengumpulkan para menteri guna merumuskan strategi dan langkah konkret merupakan langkah awal yang diambil Jokowi untuk mengatasi ketertinggalan ini.***

Baca Juga:Perpanjangan Waktu Layanan Operasional LRT Jabodebek Mulai 16 Januari 2024Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dorong Penerapan Teknologi Salibu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi

Demikian merupakan artikel mengenai Presiden Jokowi Ungkap Kekhawatiran Terhadap Rasio Lulusan S2 dan S3 di Indonesia.

0 Komentar