Ini Sosok Tante Bi*dab yang Siksa Keponakan Sendiri, Anak Yatim Dimasukan ke Karung

Ini Sosok Tante Bi*dab yang Siksa Keponakan Sendiri, Anak Yatim Dimasukan ke Karung
Ini Sosok Tante Bi*dab yang Siksa Keponakan Sendiri, Anak Yatim Dimasukan ke Karung (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Ini Sosok Tante Bi*dab yang Siksa Keponakan Sendiri, Anak Yatim Dimasukan ke Karung.

Kejadian tragis penganiayaan seorang bocah berusia 8 tahun oleh tantenya sendiri telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Insiden mengerikan ini terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, yang mengguncang hati banyak orang.

Baca Juga:5 Orang Terluka Imbas Kebakaran RS Gatoel Kota Mojokerto Dini Hari TadiPrabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Ganjar: Mau Terawih Dulu

Tindakan kejam tersebut membuat sang pelaku, yang tak lain adalah tante kandung korban, Marintan Sasmita Situmorang (37), akhirnya ditangkap dan ditahan oleh Polres Tapanuli Tengah.

Namun, luka yang dialami oleh anak tersebut, yang juga seorang yatim, tidak hanya fisik, tetapi juga mental.

Kasus ini mencuat ke publik setelah video penganiayaan viral di media sosial, memperlihatkan seorang anak perempuan yang disiksa oleh wanita dewasa, diduga sang tante.

Dalam rekaman tersebut, anak tersebut terlihat disuruh mengangkut air dengan dua cerigen yang berat, tanpa alas kaki, dan bahkan dimasukkan ke dalam karung.

Peristiwa ini menggugah hati banyak orang, termasuk ibu kandung korban, Bintang Situmorang, yang melaporkan kejadian ini ke Polres Tapanuli Tengah.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan di lokasi kejadian, dan mengonfirmasi bahwa korban tinggal bersama pelaku sejak Januari 2022 atas permintaan langsung dari pelaku.

Korban yang berasal dari Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, merupakan seorang anak yatim sejak awal tahun 2024.

Baca Juga:Timnas AMIN Akan Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK, Ini Kata Surya PalohTuntutan Massa Pro Jokowi Demo di KPU

Meskipun korban telah kembali ke pelukan ibunya, dia tetap mendapatkan pendampingan dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial, dan Polres Tapanuli Tengah.

Kejadian tragis ini memunculkan beragam reaksi dari masyarakat di media sosial.

Banyak yang mengecam perbuatan sang pelaku dan menyampaikan simpati serta dukungan untuk korban.

Mereka menunjukkan keprihatinan terhadap kondisi korban, serta menyerukan keadilan dan perlindungan bagi anak-anak yang rentan terhadap kekerasan.

Sementara itu, proses hukum terhadap pelaku akan terus berlanjut sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.

Polisi berjanji akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh untuk memastikan keadilan bagi korban dan menegakkan hukum terhadap pelaku.

Kisah tragis ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dari segala bentuk kekerasan dan penelantaran.

0 Komentar