Operasi Pencarian Korban Longsor  Ditutup

BEJIBAKU: Petugas saat melakukan operasi pencarian korban longsor Desa Cibenda dan Sukaresmi, baru-baru ini.
BEJIBAKU: Petugas saat melakukan operasi pencarian korban longsor Desa Cibenda dan Sukaresmi, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Setelah tujuh hari penuh upaya keras, operasi pencarian korban longsor Desa Cibenda dan Sukaresmi resmi dihentikan. Namun demikian, Kepala Kantor SAR Bandung, Hery Marantika menegaskan penutupan operasi tidak berarti penghentian pengawasan sepenuhnya. 

 

“Tim masih terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan melakukan pemantauan terhadap situasi,” kata Hery. 

 

Menurut Hery, meskipun operasi pencarian dihentikan, fokus pada kesehatan tim SAR gabungan tetap menjadi prioritas utama. Dia menegaskan keputusan diambil untuk memastikan kesejahteraan tim yang telah bekerja keras selama tujuh hari terakhir. 

 

Baca Juga:Mulyasari Gelar Acara Sertijab BPDGG Jadi Korban Penggandaan Uang, RP 50 Juta Raib

“Tim SAR siap untuk kembali beraksi jika ada perkembangan atau tanda-tanda yang mengindikasikan keberadaan korban,” terangnya.

 

Dijelaskan Hery, pada hari ketujuh pencarian, jumlah korban yang berhasil ditemukan adalah 12 jiwa, dengan 2 orang selamat, 7 orang meninggal dunia, dan 3 orang masih dalam pencarian. 

 

Selain fokus pada Desa Cibenda, Kantor SAR Bandung Jawa Barat juga menurunkan satu tim untuk melakukan pencarian korban di sektor 2, yaitu Desa Sukaresmi. “Upaya pencarian ini dilakukan secara intensif untuk memastikan tidak ada korban yang terlupakan,”terangnya lagi.

 

Setelah menyelesaikan operasi pencarian, dilakukan proses debriefing dan upacara penutupan. Tim SAR gabungan kemudian kembali ke kesatuan masing-masing dengan pengalaman dan pelajaran berharga dari misi penyelamatan ini. Dia menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota tim atas dedikasi dan kerja keras mereka selama proses pencarian yang menguras tenaga ini.

 

Meskipun operasi resmi ditutup, masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi bahaya longsor di wilayah tersebut. BPBD dan pihak terkait terus memantau situasi dan memberikan peringatan dini kepada warga sekitar.

 

“Kehati-hatian dan kesiapan dalam menghadapi bencana alam menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan melindungi nyawa manusia,”tuturnya.

 

Seluruh proses pencarian korban longsor ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi sistem penanggulangan bencana di daerah tersebut. Langkah-langkah perbaikan dan penguatan akan terus dilakukan agar respons terhadap bencana di masa depan dapat lebih efektif dan efisien. Hal ini mencakup koordinasi antarinstansi, persiapan alat dan tenaga, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya bencana alam.

0 Komentar