Hirup Gas Beracun, Seorang Buruh Pabrik Tewas

PERAWATAN: RSKK Rancaekek Bandung Jawa Barat lokasi korban gas beracun.
PERAWATAN: RSKK Rancaekek Bandung Jawa Barat lokasi korban gas beracun.
0 Komentar

sumedangekspres, JATINANGOR – Tragedi gas beracun menelan korban di PT Kahatex, Desa Cintamulya, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, akhir pekan lalu, sekitar pukul 10.00. Diketahui, kejadian bermula ketika enam karyawan sedang membersihkan bak ekualisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). 

 

Akibat peristiwa tersebut, salah satu pegawai yang diketahui merupakan warga Garut meninggal dunia, karena menghirup gas beracun saat proses tersebut.

 

Menurut Manajer Umum Bidang Humas dan Lingkungan PT Kahatex, Luddy Sutedja, kejadian terjadi ketika karyawan sedang membersihkan lumpur di bak penampungan limbah setelah proses pengurasan air. 

 

Baca Juga:Idulfitri Momentum Melanjutkan Tekad dan UsahaAparat Bantu Warga Miskin  

Salah satu karyawan terjatuh dan pingsan di dalam bak, diduga akibat menghirup gas beracun, lima karyawan lainnya berusaha menolong, namun ikut menghirup gas beracun tersebut. 

 

“Meskipun satu karyawan berhasil bertahan di atas bak IPAL dan mencoba menyemprotkan air bersih kepada rekan-rekannya, satu korban tidak dapat diselamatkan,” terang Luddy. 

 

Lima korban lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat, yaitu RS Bunda dan RS Keselamatan Kerja, Rancakek, Kabupaten Bandung, untuk mendapatkan perawatan medis, setelah sebelumnya mendapatkan penanganan awal di klinik perusahaan.

 

Sementara, Humas RSKK Rancaekek Bandung Jawa Barat Agus Muhammad membenarkan korban saat itu masuk IGD.

 

Rincian data korban Sariman (46), diagnosis drowning status observasi rujukan BLPL, Entep (50), diagnosis drowning, status observasi rujukan SpM RS Cicendo secara mandiri menggunakan ambulan dari Kahatek (karena keluhan mata perihnya tidak berkurang), Endi (38 tahun) diagnosis drowning status observasi rujukan SpM RS Cicendo secara mandiri menggunakan ambulan dari Kahatek (karena keluhan mata perihnya tidak berkurang).

 

“Pasien yang masuk IGD RSKK ada tiga orang dan sekarang sudah tidak lagi dirawat di RSKK. Semua pasien mendapatkan rujukan ke rumah sakit Cicendo Bandung,” tuturnya. (kos)

 

 

0 Komentar