sumedangekspres – KOTA – Pemerintah Kabupaten Sumedang terus menggenjot upaya penurunan stunting. Selain memiliki target zero new stunting atau tidak ada stunting baru, intervensi terhadap bayi stunting juga terus dilakukan secara kolaborasi, mobilisasi dan digitalisasi.
Pj Bupati Sumedang, Yudia Ramli menegaskan, Pemkab Sumedang mempunyai target Sumedang bebas stunting.
“Kami terus mengevaluasi diri untuk memperbaiki upaya upaya untuk menurunkan stunting,” kata Yudia Ramli, Senin (6/5).
Baca Juga:337 Calon Anggota PPK KPU Sumedang Ikuti Seleksi TertulisGerindra-PAN Tawarkan Wakil, Dony Timang-timang
Menurutnya, dari tahun ke tahun, prevalensi stunting di Sumedang terus menurun. Bahkan, lanjut dia, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI, prevalensi stunting Kabupaten Sumedang berada pada angka 14,4% atau menurun sebesar 13,2% poin dibanding tahun 2022 (27,6%).
Tahun 2022, kata dia, prevalensi stunting Kabupaten Sumedang sebesar 27,6%. Angka ini menjadikan Sumedang sebagai Kabupaten tertinggi prevalensi stuntingnya di Jawa Barat dibandingkan kabupaten/kota lain.
Kondisi ini menjadi dorongan kuat bagi Pemda Kabupaten Sumedang untuk menguatkan kembali upaya-upaya konvergensi dalam percepatan penurunan stunting, tegasnya.
“Alhamdulillah berkat kolaborasi, tahun 2023 ini prevalensi stunting di Sumedang turun menjadi 14,4% atau menurun 13,2% dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Disebutkan juga, Pemda Kabupaten Sumedang melakukan strategi untuk mengefektifkan intervensi gizi spesifik dan sensitif melalui kolaborasi, integrasi dan inovasi program penurunan stunting yang dikuatkan melalui program pasang sangkur dan KKN tematik GRMD terus dioptimalkan.
“Pemanfaatan aplikasi Simpati dan Sinurmi sebagai alat monitoring dan evaluasi penanganan stunting kepada keluarga beresiko stunting terus dikembangkan dan dimasifkan pemanfaatannya,” katanya.
Penurunan prevalensi stunting SKI (BKPK) Kemenkes RI ini sama dengan data penurunan stunting hasil Bulan Penimbangan Balita. Berdasarkan data Bulan Penimbangan Balita yang by name by addres, prevalensi stunting tahun 2023 adalah 7,89% (5.791 anak) menurun dari 8,27 % (6.316 Anak) pada tahun 2022.
Baca Juga:Stunting di Desa Padasuka MenurunAnggota DPRD Sumedang Bantu Korban Kebakaran di Cimanggung
Berdasarkan pemantauan pada aplikasi Simpati, seluruh layanan esensial percepatan penurunan stunting sudah baik kecuali pada indikator persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi masih rendah.
Oleh sebab itu, pada tahun 2024 Pemda Kabupaten Sumedang telah menganggarkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan yang cukup besar untuk menangani permasalahan tersebut. (red)