Alat Musik Karinding yang Terbuat Dari Bambu, Keberadaan Karinding Kini Sudah Lebih Dari 500 Tahun

Alat Musik Karinding
Menurut bahasa Sunda, \"karinding\" terdiri dari kata \"Ka Ra Da Hyang\" yang berarti \"dengan diiringi oleh doa sang Maha Kuasa\". Ada juga yang mengartikan \"ka\" sebagai sumber dan \"rinding\" sebagai bunyi, sehingga \"karinding\" dapat diartikan sebagai sumber bunyi.
0 Komentar

sumedangekspres – Alat Musik Karinding yang Terbuat Dari Bambu, Keberadaannya Kini Sudah Lebih Dari 500 Tahun

Karinding adalah salah satu alat musik tradisional Sunda yang dimainkan dengan cara disentil oleh ujung telunjuk sambil ditempel di bibir. Alat musik ini termasuk dalam jenis lamelafon atau idiofon dan biasanya dibuat dari bahan pelepah aren atau bambu.

Menurut bahasa Sunda, “karinding” terdiri dari kata “Ka Ra Da Hyang” yang berarti “dengan diiringi oleh doa sang Maha Kuasa”. Ada juga yang mengartikan “ka” sebagai sumber dan “rinding” sebagai bunyi, sehingga “karinding” dapat diartikan sebagai sumber bunyi.

Baca Juga:Keunikan Alat Musik Tarompet khas Jawa Barat, Dimainkan Dalam Berbagai Jenis KesenianBahan-bahan dan Cara Membuat Ketupat yang Lezat dan Khas

Buku Sejarah Karinding Priangan mencatat sejarah karinding di Priangan dan Banten secara lengkap, mulai dari kemunculannya dalam naskah-naskah kuno, foklor-folklor di berbagai daerah di Priangan dan Banten, hingga perekaman pertama karinding pada tahun 1893 dan perkembangannya hingga saat ini, termasuk melalui pergerakan seperti Giri Kerenceng dan Karinding Attack.

Karinding awalnya digunakan sebagai alat pengusir rasa bosan para petani saat menunggu padi di sawah dari serangga atau burung pemakan padi. Namun, seiring perkembangannya, karinding juga memiliki fungsi sosial sebagai salah satu bagian dari kekayaan alat musik tradisional masyarakat Sunda.

Meskipun awalnya digunakan sebagai alat permainan bagi para petani, suara yang dihasilkan oleh karinding sebenarnya memiliki tingkat rendah atau rendah decibel. Suara dengan tingkat kebisingan seperti ini disebut ultrasonik, yang hanya bisa didengar oleh serangga dan hewan-hewan sejenis hama, seperti wereng, belalang, dan jengkrik. 

Karinding diyakini telah digunakan oleh nenek moyang sejak sebelum ditemukannya alat musik tradisional kacapi, yang usianya telah mencapai lebih dari 500 tahun.

Karinding memiliki peran yang beragam dalam masyarakat Sunda. Di kalangan rakyat umum, karinding digunakan sebagai alat musik pertanian dan ritual dalam berbagai acara. Di kalangan pemuda Sunda, karinding populer sebagai alat musik pergaulan, sedangkan di Banten, karinding dimainkan sebagai alat musik permainan anak-anak.

Karinding juga dipelajari oleh masyarakat Sunda dalam hubungan antara Mataram dan Cirebon untuk mengusir hama sawah. Terdapat beberapa tempat di wilayah Priangan yang biasa membuat karinding, seperti Citamiang, Pasirmukti, Cineam (Tasikmalaya), Karinding Sadulur (Kasalur), Cikunten Mangkubumi (Tasikmalaya), Karinding Tunggal (Ciamis), Lewo Malangbong (Garut), dan Cikalongkulon (Cianjur). 

0 Komentar