Lazismu dan PDPM Sumedang Bantu Penderita Kanker Serviks

Lazismu dan PDPM Sumedang Bantu Penderita Kanker Serviks
Tim Relawan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah ( Lazismu ) Muhammadiyah dan PD Pemuda Muhammadiyah Sumedang saat memberikan bantuan kepada penderita kanker serviks, belum lama ini. (Foto: ISTIMEWA)
0 Komentar

SUMEKS, Jatinangor – Tim Relawan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Lazismu) Muhammadiyah dan PD Pemuda Muhammadiyah Sumedang beserta Kokam peduli menyalurkan bantuan berupa produk kesehatan kepada Tati Sulastri, pengidap Kanker Servic, belum lama ini.

Perwakilan PD Pemuda Muhammadiyah Sumedang Riki Kuswandi mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi di Dusun Kiaraberes RT 03/RW 14 Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor ada penderita penyakit Kanker Serviks Stadium 4 yang membutuhkan bantuan.

“Kami merespon cepat informasi tersebut bersama Lazismu Sumedang. Kami langsung salurkan bantuan sosial kepada Ibu Tati S, yg mengidap penyakit Kanker Serviks Stadium 4,” ujar Riki.

Baca Juga:Langganan Banjir, Normalisasi Selokan DilakukanHabiskan Anggaran Belasan Milyar, Burnong Belum Berikan Manfaat Besar

Dikatakan, penyaluran dibantu oleh Pemuda Muhammadiyah Sumedang dengan dikawal Kokam Sumedan. “Semoga beliau lekas sembuh dan bantuan yg diberikan bisa bermanfaat,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Ketua Lazis Muhammadiyah Sumedang MT Hartono Ikhsan SPsiI, MPd berharap rasa kepedulian terhadap sesama semakin meningkat. “Terutama, dalam rangka mengamalkan hadits dari Muslim RA ‘Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam,” jelasnya

Sementara itu, anggota DPRD Sumedang Dr H Dudi Supardi SR MM sangat bersyukur dengan adanya bantuan tersebut.

” Alhamdulillah, Lazismu lewat pemuda Muhammadiyahnya dapat turun membantu ibu Tati Sulastri,” jelasnya.

Kata dia, diagnosa dokter menyatakan beliau hanya bisa bertahan dalam 3 bulan saja. Namun, takdir Alloh mengatakan lain kini sudah 3 tahun dapat bertahan meski dalam aktivitas hanya dilakukan sambil berbaring saja.

“Kondisi ekonomi keluarganya dapat digolongkan tidak mampu, sang suami bekerja sebagai sopir angkot. Alhamdulillah dengan koneksi jejaring yang ada, dapat dihubungkan pada berbagai elemen,” jelasnya. (atp/rls)

0 Komentar