Sampah Menumpuk, DLHK Beralasan Minimnya Armada

Sampah Menumpuk, DLHK Beralasan Minimnya Armada
Tumpukan sampah di Pasar Parakanmancang, Kecamatan Cimanggung, saat ini sulit terkendali bahkan pada musim penghujan kerap mengeluarkan aroma tidak sedap. (Engkos Koswara/SUMEKS)
0 Komentar

Kabupaten Sumedang Hanya Memiliki 12 Truk Pengangkut Sampah

SUMEDANGEKSPRES.COM, Tanjungsari – Polemik penumpukan sampah di wilayah Pasar Parakanmuncang, Kecamatan Cimanggung yang kerap menggunung dan timbulkan aroma tak sedap, sampai saat ini masih jadi keluhan masyarakat.

Akibatnya, warga menilai jika persoalan sampah di wilayah Kabupaten Sumedang seakan tak pernah usai jadi pembicaraan.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Sekdis LHK) Kabupaten Sumedang, Hermawan menyampaikan, polemik penumpukan sampah yang kerap terjadi di wilayah Sumedang disebabkan karena kurangnya armada pengangkut sampah.

Baca Juga:Kapolres Duga Ada Unsur Tindak PidanaTak Kunjung Ditemukan, Keluarga Lakukan Pencarian Mandiri

“Permasalahan kurangnya armada menjadi faktor lambatnya pengangkutan sampah, sehingga penumpukan sulit dihindari,” ujarnya kepada Sumeks.

Menurutnya, lanjut Hermawan, penumpukan sampah yang kerap terjadi, selain dari pabrik juga dihasilkan oleh limbah rumah tangga. Yang jika ditotalkan sekiranya bisa mencapai 420 ton dalam kurun waktu satu hari.

“Sampah warga masyarakat itu rata-rata satu jiwa itu 0,3 kilo (tiga ons) per hari. Kalau penduduk Sumedang 1,2 juta jiwa, totalnya sekitar 420 ton seharinya,” paparnya.

Dalam pemaparannya, Hermawan juga menuturkan, karena debit sampah yang sangat banyak tersebut, sehingga untuk penyisirannya tak dapat memenuhi kebutuhan. Sebab, terbatasnya armada pengangkut sampah.

“Karena angkutan sampahnya hanya ada 12 truk, jadi terbatas. Misal satu hari hanya bisa angkat satu trek tapi debit sampah itu bertambahnya dua trek, jadi tetap menumpuk paling hanya sesaat kosongnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Hermawan juga menerangkan, untuk armada pengangkut sampah di kabupaten atau kota terutama Sumedang, idealnya setiap kecamatan memiliki satu mobil trek.

“Sekarang itu yang mempengaruhi (kurang maksimalnya penyisiran sampah) juga karena jauh, dari Cimanggung ke (TPAS) Cibeureum,” terangnya.

Baca Juga:Masyarakat Diimbau Waspadai Penyakit Musim PenghujanDesa Ranjeng Fokus Terhadap Perbaikan Ekonomi

Oleh sebab itu, karena jarak tempuh ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang jauh, maka selama ini sangat berpengaruh. Sebab intensitas waktunya pun menjadi kendala.

“Armada di kita masih terbilang kurang, karena total keseluruhan mobil pengangkut sampah di Sumedang ada sebanyak 12 armada,” tuturnya. (kos)

0 Komentar