SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Benteng Darmaga Darangdan atau yang biasa disebut Sasak Bedeng, merupakan salah satu puing puing peninggalan Belanda yang masih ada hingga saat ini.
Benteng tersebut terletak di lingkungan Darangdan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan.
Tak hanya itu, benteng setinggi 6 meter tersebut masih kokoh membelah aliran Sungai Cipeles. Sungai yang membentang hingga pusat Kota Sumedang.
Baca Juga:Hilang Kendali, Uta Meninggal di TKPKantor Desa Rancaekek Kulon Dirusak Orang Misterius
Selain itu, Benteng Darmaga juga berada di aliran sungai yang memisahkan Lingkungan Darangdan dan Nalegong. Bentuk bangunannya seperti bangunan bendung yang melintasi aliran sungai berupa pilar-pilar dari tembok yang berdiri dengan kokoh.
Namun sayang, 6 benteng bekas bendungan tersebut kini kondisinya tidak terurus. Dan besi besi bekas bendungan tersebut sudah tidak ada.
Diketahui, berdasarkan literatur yang ada, Benteng Darmaga ini memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan dengan menggunakan fasilitas air sungai.
Dengan memiliki pilar dengan pintu air yang lebih tinggi, Benteng Darmaga ini digunakan untuk membendung air Sungai Cipeles. Jika pintu air benteng Darmaga ini ditutup, maka air yang terbendungnya akan meluber ke daerah daratan yang berada di hilirnya dan lebih rendah.
Sedangkan genangan air ke daratan ini digunakan oleh penjajah Belanda untuk menghambat laju gerakan musuh.
Warga setempat Adang menjelaskan, Bangunan tersebut dulunya di manfaatkan oleh warga setempat sebagai jembatan penghubung lingkungan Darangdan dan Nalegong, hingga tahun 1990 an.
“Dulu tahun 85 saya masih sering melintasi Sasak Bedeng (Benteng Darmaga Darangdan). Hingga tahun 90, Sasak Bedeng rusak dan tidak diperbaiki,” ujarnya.
Baca Juga:Dua Pelajar SMP Masuk Parit, Satu Orang Meninggal di TempatKPM Desa Sindanggalih Meningkat Hingga 374 Penerima
Benteng Darmaga Darangdan sendiri di kelilingi oleh pesawahan dan perkebunan milik warga yang masih berproduksi hingga saat ini. Dan Adang sendiri, saat ini mempertanyakan setatus benteng tersebut.
“Saya kurang tahu apakah benteng tersebut memiliki nilai sejarah dan terdaftar sebagai cagar budaya atau tidak. Karena hanya sedikit warga Sumedang yang tau tentang benteng tersebut,” ungkapnya.
Sayangnya, saat ini benteng tersebut tampak tidak terurus, dan banyak sampah di sekitarannya. (kga)