Air Waduk Naik, Warga Kelabakan Cari Rumput

Air Waduk Naik, Warga Kelabakan Cari Rumput
KELABAKAN: Air Waduk Jatigede merangkak naik nyaris habiskan hamparan pesawahan di wilayah Desa Tarunajaya, Kecamatan Darmaraja (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, DARMARAJA – Air Waduk Jatigede pasang, petani mulai kelabakan mencari pakan ternak. Hampir di setiap areal wilayah desa penyangga Waduk Jatigede saat ini, lahan untuk mencari rumput semakin sempit. Pasalnya, areal pesawahan dan perkebunan di genangi air waduk.

Hal itu, berdampak kepada minimnya tempat mencari rumput, sedangkan warga yang memelihara ternak, sampai saat ini jumlahnya terus bertambah.

Salah satu petani di Desa Tarunajaya Kecamatan Darmaraja, Juju menyebutkan, sudah satu minggu ini air waduk terus merangkak naik. Lokasi yang biasa dijadikan tempat mencari rumput saat ini sudah mulai tergenang.

Baca Juga:Pengembang Angkat Bicara Terkait Tagihan Milyaran ke DesaDisposal Tol Cisumdawu Mencuat, Sekda: Tidak Ada Kaitannya dengan Longsor Ciherang

“Kemarin-kemarin masih bisa mencari rumput di areal pesawahan, tapi saat ini sudah kembali tergenang air waduk, mungkin beberapa hari ke depan semua areal pesawahan bisa tergenang habis,” kata dia.

Saat areal pesawahan sudah tergenang, maka kami harus mencari rumput ke kebun-kebun yang ada di dataran tinggi.

“Untuk saat ini juga sudah mulai terasa sulitnya mencari rumput,” kata dia.

Namun, kondisi itu tidak bisa dihindari, setiap tahunnya selalu merasakan sulitnya mencari rumput. Padahal memelihara ternak merupakan salah satu penunjang ekonomi meski untuk jangka panjang.

“Kalau di kampung pelihara ternak itu sudah jadi prioritas,” katanya.

Petani lainnya, Ahmad menyebutkan, untuk saat ini memang belum ada solusi untuk mempermudah mencari rumput. Hanya saja, warga yang punya ternak sering kali mendengar adanya cara yang efektif untuk memelihara ternak domba atau sapi agar tidak terlalu membutuhkan pakan rumput yang banyak, yaitu dengan solusi fermentasi. Namun, sebagian besar masyarakat saat ini belum memahami bagaimana proses fermentasi tersebut.

“Kita sebenarnya belum paham untuk sistem fermentasi, tentu harus ada tenaga ahli yang membingbing agar tidak berdampak buruk kepada ternak kami,” kata dia.

Warga berharap, ada pelatihan cara membuat permemtasi agar bisa meminimalisir kebutuhan rumput untuk pakan.

Baca Juga:Perpanjang PPKM Jaga Pengendalian Pandemi, Menko Airlangga: Pemerintah Optimalkan Vaksinasi dan Program PENKemandirian Nasional Industri Kesehatan, Menko Airlangga: Transformasi Berbasis Digital Jadi Keharusan

“Kalau permentasi sudah kita pahami, mungkin kita tidak akam setiap hari cari rumput,” katanya. (eri)

0 Komentar