MUI Desa Sindanggalih Tak Persoalkan Volume Azan

MUI Desa Sindanggalih Tak Persoalkan Volume Azan
Ketua MUI Desa Sindang Galih, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, Yusup Nurdin (tengah). (ist)
0 Komentar

sumedang, CIMANGGUNG – Masyarakat menilai, batasan pengeras suara di masjid setiap azan dan dianalogikan dengan gonggongan anjing, itu tidak bisa diterima.

Polemik suara adzan yang dianalogikan dengan gonggongan anjing oleh Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas beberapa waktu lalu masih jadi sorotan publik.

Ketua MUI Desa Sindang Galih, Kecamatan Cimanggung Yusup Nurdin menanggapi hal tersebut. Dia menyampaikan, suara adzan yang lantang kemudian dianggap terlalu bising hingga penganalogiannya disamakan dengan gonggongan anjing, itu kurang baik.

Baca Juga:Omicron Sumedang Kembali Bertambah, Lima Karyawan Kantor Pos Sumedang PositifKena Serangan Jantung, Ade Ditemukan Warga Meninggal

“Karena dengan suara adzan bagi umat Islam, itu memberitahukan sudah waktunya memasuki waktu beribadah sholat,” kata Nurdin,  Minggu (6/3).

Ia menjelaskan, adapun banyak masyarakat berpendapat mengenai level pengeras suara saat adzan dikumandangkan, perlu disikapi dengan bijak.

“Sudah dari dulu suara adzan itu dikumandangkan dengan lantang. Jadi bagi kita umat Islam, tetap jadikan adzan sebagai pengingat waktunya sholat dan kumandangkan dengan lantang,” kata Nurdin.

“Kita tidak akan melepas suara adzan, tidak akan dilepas. Karena itu sebagai isyarat masuknya waktu untuk sholat,” imbuhnya.

Nurdin menerangkan, salah satu diharuskannya suara adzan dikumandangkan dengan lantang adalah agar bisa terdengar oleh umat Muslim di setiap penjuru.

“Apalagi di kita ini, ketika waktunya sholat bisa ada yang lagi aktivitas di kebun atau mungkin di tempat yang jauh. Dengan adzan pakai pengeras suara bisa terdengar dan mengingatkan sekaligus mengajak sholat,” imbuhnya.

Nurdin menuturkan, pada kondisi saat ini umat Muslim harus bisa lebih berupaya mengendalikan hawa nafsu termasuk menyikapi suara adzan yang dinilai terlalu bising dan dianalogikan dengan gonggongan anjing.

Baca Juga:Claustic Music Store, Dikenal Hingga Luar KotaTertarik Beras Murah, Tertipu Hingga Puluhan Juta

“Mungkin ada dorongan-dorongan dari orang lain, tapi kita harus tetap di jalan Allah, suara adzan tetap digelar. Tetap dengarkan suara adzan, jangan sampai terpengaruh isu-isu yang bisa membuat kita jadi mengabaikan adzan panggilan sholat,” ucapnya.

“Analogi suara adzan dengan gonggongan anjing itu sangat salah. Kita (umat Muslim) tetap istiqomah saja kumandangkan adzan dan tingkatkan keimanan dan ketaqwaan,” tuturnya.

0 Komentar