PMK Patut Diwaspadai Penyebarannya

PMK Patut Diwaspadai Penyebarannya
Seorang peternak sapi saat memberikan pakan ternaknya. Mereka harus mewaspadai adanya penyakit PMK (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, JATINUNGGAL – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serang ribuan ternak sapi di daerah Jawa Timur. Maka dari itu, UPT Peternakan dan Perikanan wilayah Jatinunggal bergegas melakukan himbauan kepada bandar di wilayahnya untuk tidak belanja sapi dari daerah tersebut.

Dimulai pada bulan April-Mei 2022, wabah penyakit tersebut kembali muncul setelah puluhan tahun menghilang dari Indonesia. Wabah penyakit tersebut sangat cepat menular. Oleh sebab itu, hal tersebut harus diwaspadai oleh petani, khususnya para bandar yang biasa ngambil sapi dari wilayah tersebut.

“Saya harus cepat lakukan sosialisasi kepada para bandar untuk sementara ini agar tidak dulu ngambil ternak dari Jawa Timur. Hal itu untuk mencegah adanya penyebaran wabah yang lebih luas,” kata Kepala UPT Peternakan dan Perikanan wiayah Wado, Cibugel dan Jatinunggal Ir Lety Nuryati beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Enam Jabatan Danramil dan Perwira Staf DiserahterimakanBMKG: Seluruh Wilayah Jabar Terdampak La Nina

Dikatakan, penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengan genus Aphtovirus dari famili Pikornaviridae. Gejala dari PMK dapat dikenali dengan adanya luka seperti sariawan di rongga mulut yaitu di gusi dan lidah, di sela-sela kuku kaki, dan bisa di ambing susu hewan betina.

Selain itu, hewan yang terinfeksi akan mengalami demam (suhu 39-41 derajat Celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut, beberapa mengalami pincang, luka di kaki-kuku, sulit berdiri, gemetaran, nafas cepat, dan produksi susu menurun drastis.

“Selain melakukan himbauan, kita juga lakukan sosialisasi kepada peternak terkait ciri-ciri gejala wabah tersebut,” kata dia.

Lety menegaskan, PMK tidak bisa diobati, tetapi bisa diredakan gejala yang timbul dengan pengobatan simptomatis.

Namun,cara menanggulangi dan memberantas PMK, bisa dilakukan dengan cara pembatasan lalu-lintas ternak (masuk dan keluar) dari dan menuju ke daerah wabah. Untuk sekarang daerah wabah adalah Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto Provinsi Jawa Timur.

“Pmusnahan jeroan dari hewan yang terinfeksi PMK juga jadi salah satu upaya menekan penyebaran wabah,” katanya. (eri)

0 Komentar