Kisah Pertemuan Suami Istri di Trenggalek yang Terpisah Selama 30 Tahun, Tak Ada Kabar dan Dikira Meninggal Dunia

Kisah Pertemuan Suami Istri di Trenggalek yang Terpisah Selama 30 Tahun, Tak Ada Kabar dan Dikira Meninggal Dunia
Foto: tribunmadura.com
0 Komentar

sumedangekspres – Kisah pasangan suami istri yang bertemu setelah terpisah selama 30 tahun datang dari Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Suami istri terpisah selama 30 tahun diduga bernama Muhadi berumur 72 tahun dan Surti berumur 65 tahu yang berasal dari Desa Ngadisoko, Kecamatan Durenan.

Perpisahan mereka terjadi pada saat Muhadi pamit pergi untuk merantau.

Kemudian keberadaab Muhadi tidak diketahui Surati dan anak-anaknya seusai hilang kontak. Sampai keluarga sempat mengira bahwa Muhadi meninggal dunia.

Baca Juga:Pemuda Tembak Ayah dan Istri Mudanya karena Mau Menikah LagiMayat Dalam Karung Ditenggelamkan Di Kali Pesanggrahan, Tempat Pembunuhan Ditemukan

Kisah tersebut berawal dari sekitar tahun 1992. Pada waktu itu, MMuhadi ingin keluar dari daerahnya untuk mencari pekerjaan yang lebih mapan.

Dia memutuskan untuk menjadi TKI di negara tetangga Malaysia. Tetapi apa daya, pekerjaan yang diidamkan Muhadi tak kunjung ia peroleh.

Hingga akhirnya, Muhadi memutuskan kembali ke Tanah Air. Ia tidak langsung pulang ke kampung halamannya di Trenggalek.

Muhadi memilih melanjutkan petualangannya mencari rezeki ke wilayah Aceh.

Muhadi turut menjadi korban Tsunami Aceh pada 2004 silam. Ia bersyukur masih selamat dari bencana yang menelan korban lebih dari 200 ribu orang itu.

Selang dua tahun kemudian, Muhadi memberikan kabar kepada keluarganya di Trenggalek.

“Waktu itu anak saya melarang saya kerja lagi, Anak saya bilang, sudah tidak butuh uang bapak lagi. Kami ingin bapak pulang saja,” terang Muhadi.

Muhadi tetap merantau meskipun sudah dirayu untuk pulang kampung.

Selang dua tahun kemudian, Muhadi memberikan kabar kepada keluarganya di Trenggalek.

Baca Juga:KAI Kampanye Cegah Tindak Kekerasan Seksual di Kereta Api Serentak di 14 StasiunWaspada, Lava Gunung Ile Lewotolok Mengalir Ke Arah Sungai Lamawolo

“Waktu itu anak saya melarang saya kerja lagi, Anak saya bilang, sudah tidak butuh uang bapak lagi. Kami ingin bapak pulang saja,” terang Muhadi.

Muhadi tetap merantau meskipun sudah dirayu untuk pulang kampung.

Ia selanjutnya mencari pekerjaan di wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara dan putus kabar.

Sebelum hilang kabar, Muhadi sempat beberapa kali mengirimkan uang untuk keluarganya.

Muhadi hidup sebatang kara

Kehidupan Muhadi di Labuhanbatu Utara bisa dikatakan serba kesulitan.

Ia bekerja serabutan dengan menggarap lahan milik warga sekitar di Desa Aek Korsik, Kecamatan Aek Kuo.

Sementara tempat tinggal Muhadi hanya berupa gubuk kecil berukuran 1×2 meter.

0 Komentar