Air Waduk Jatigede Surut, Warga Tanami Areal Genangan

Air Waduk Jatigede Surut, Warga Tanami Areal Genangan
Seorang petani di wilayah penyangga Waduk Jatigede memandang lahan garapannya yang tergenang air beberapa waktu lalu (dok sumeks)
0 Komentar

sumedang, DARMARAJA – Air Waduk Jatigede surut, warga pun mulai menanami lahan pesawahan di areal genangan. Meski pesimis warga memberanikan diri untuk menanami lahan pesawahan yang saat ini kembali muncul setelah beberapa bulan tergenang air. Warga berani berspekulasi karena tuntutan kebutuhan hidup.

Pantauan Sumeks, minggu-minggu ini air waduk cukup mengalami penurunan yang lebih cepat. Hal itu menjadikan lahan yang semula tergenang kembali bermunculan. Lahan yang kekeringan langsung dimanfaatkan oleh warga di sekitar besisir waduk untuk ditanami tanaman padi.

Hal itu sudah biasa dilakukan warga setiap tahunnya. Mereka memanfaatkan lahan tersebut demi menyambung hidup. Pasalnya, sebagian besar warga eks wilayah genangan yang berpindah ke desa penyangga tidak memiliki lahan sawah.

Baca Juga:Green Belt Diharapkan Dongkrak Perekonomian PenyanggaPolres Sumedang Amankan Kegiatan Konstatering Lahan Tol Cisumdawu

Namun, warga menanami lahan tersebut dengan tanaman padi dengan teknis yang sangat sederhana. Mereka tidak menggunakan traktor untuk pengolahannya, dan tidak memberikan pupuk dalam proses pemeliharaannya.

Sebab, para petani berupaya menghindari biaya besar dalam pengolahan lahan sawah di areal genangan. Namun, biasanya tanah yang sempat tergenang air waduk sangat bagus pada saat ditanami kembali. Jadi tidak memerlukan pupuk untuk proses pertumbuhannya.

Salah satu warga sekitar waduk, Surya menyebutkan, dirinya menanami lahan tersebut dengan harapan bisa sampai panen. Karena, dengan hal itu dirinya bisa menghidupi keluarganya bebrapa bulan.

“Ya kalau sampai bisa dipanen, lumayan hasilnya bisa untuk makan beberapa bulan. Tetapi kalau tiba-tiba airnya kembali naik, ya kita hanya bisa pasrah karena kita sadar itu wilayah genangan. Maka dari itu kita berupaya menghindari modal yang besar dalam pengolahannya,” katanya kepada Sumeks, Minggu (7/8).

Diakui, untuk tahun ini warga pesimis tanaman padinya bisa sampai dipanen. Pasalnya, tahun ini air waduk surutnya sangat lambat. Biasanya di bulan Agustus ini tanaman padinya sudah besar dan tinggal nunggu masa panen beberapa minggu lagi.

“Tahun ini air waduk surutnya sangat lama, mungkin karena intensitas curah hujan juga masih ada pada moment musim kemarau,” ucapnya. (eri)

0 Komentar