Maskara, Insentif Pemprov untuk Desa Mandiri dan Berprestasi  

Maskara, Insentif Pemprov untuk Desa Mandiri dan Berprestasi  
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat Dicky Syaromi saat berfoto bersama dengan penerima mobil Maskara. (ist)
0 Komentar

sumedangekspres, BANDUNG – Jika kita melihat mobil putih keliling desa seperti mobil transformer bentuknya yang bisa dibuka tutup dan dilengkapi alat bantu sound system di desa-desa di Jawa Barat, maka tak salah itu adalah Mobil Aspirasi Kampung Juara (Maskara).

Maskara sendiri merupakan insentif unit mobil dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk desa yang sudah berstatus mandiri dan berprestasi.

Mobil dengan konsep multifungsi tersebut difasilitasi untuk memenuhi kebutuhan primer warga desa. Antara lain, angkutan warga desa yang membutuhkan, antar jenazah, sarana hiburan, angkutan pertanian, perpustakaan berjalan.

Baca Juga:Indonesia Aman Resesi, Iklim Perekonomian Internasional MengkhawatirkanPemuda Dibacok Kepala, Motor dan HP Raib

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan apresiasi ini tidak lain adalah upaya pembangunan Jabar Juara dari Desa Juara itu terwujud dengan adanya fasilitas yang bisa menggerakan kehidupan di desa.

Maskara merupakan terobosan dari Pemprov Jabar untuk menunjang kebutuhan masyarakat desa. “Jadi, mobil ini dibuat karena ada aspirasi warga yang ingin melakukan aktifitas sehari-hari bisa terbantu,” paparnya.

Ia menuturkan, Pandemi Covid-19 mengajarkan juga jauh dari kota itu bisa lebih baik. Jadi ada semangat tinggal di desa rejeki kota dengan bisnis mendunia.

“Itulah semangat Jawa Barat membangun desa dan selalu bersemangat melalui inovasi dan kolaborasi. Salah satunya insentif Maskara ini,” tambahnya seraya mengatakan visi misi pembangunan Jawa Barat mengedepankan pembangunan desa secara maksimal.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat Dicky Syaromi mengatakan, mobil ini bisa jadi kebanggaan pemerintah desa di Jawa Barat. Ini tidak lain karena desa yang memiliki mobil ini berarti statusnya sudah mandiri dan berprestasi. Ini bisa bisa dimaksimalkan oleh pemdes setempat untuk memberikan pelayanan maksimal kepada warganya.

“Dengan menyandang status desa mandiri berarti ada potensi untuk dimaksimalkan baik itu potensi sumber daya alam, modal sosial dan potensi kultur sehingga desa bisa berdayaguna dan berhasilguna,” ujar Dicky.

Ia menegaskan, hingga saat ini, sejak program Maskara ini digulirkan tahun 2019 lalu, total sudah 394 unit Maskara yang sudah didistribusikan di desa-desa di Jawa Barat.

0 Komentar