OMG! Sepupu Pangeran Salman Ngajak Jihad Melawan Negara Barat

OMG! Sepupu Pangeran Salman Ngajak Jihad Melawan Negara Barat
Sepupu Pangeran Salman, Saud Al-Shaalan menyatakan siap jihad dan syahid untuk melawan negara barat.-Hasil tangkapan layar-
0 Komentar

sumedangekspres, RIYADH – Hubungan Arab Saudi dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat sudah tak semesra dulu.

Belakangan, Arab Saudi mulai tidak sejalan dengan Amerika Serikat, khususnya dalam kebijakan energi.

Oleh karena itu, sebelum diintervensi lebih jauh salah satu anggota keluarga kerajaan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Baca Juga:Istri Drummer NOAH Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya!20 Oktober 2022 Harga Tempe dan Tahu Akan Naik, Ibu-ibu Menangis Membaca Ini!

Sepupu dari pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman, Saud al-Shaalan memberi peringatan keras berupa ancaman jihad dan syahid ke negara Barat.

Saud al-Shaalan yang merupakan pemimpin suku dan cucu Raja Abdulaziz ini, mengeluarkan peringatan itu saat ketegangan meningkat antara Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) terkait pengurangan produksi minyak OPEC+.

Dalam sebuah pesan, Saud al-Shaalan terlihat dalam video yang beredar di media sosial mengatakan, “siapa pun yang menantang keberadaan kerajaan ini, kita semua adalah proyek jihad dan syahid”.

Sang pangeran terdengar mengeluarkan peringatan itu dalam bahasa Inggris dan Prancis.

Saud al-Shaalan adalah pemimpin suku dan cucu Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi.

Menurut advokat hak asasi manusia Arab Saudi, Abdullah Alaoud bahwa video Saud al-Shaalan menunjukkan sepupu langsung Mohammed bin Salman mengancam Barat dengan “jihad dan kemartiran”.

Namun, pelobi Saudi Ali Shihabi mengatakan sang pangeran mengeluarkan ancaman itu atas nama pribadi, bukan atas nama kerajaan.

Baca Juga:Fitnah Perselingkuhan dan Hoax, Bupati Purwakarta akan Laporkan 5 Youtuber ini!Seorang Pria Dipenjarakan Mantan Pacar, Kenapa ya?

“Ini adalah individu pribadi yang membuat pernyataan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan negara,” katanya.

Sebelumnya, hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi telah mencapai titik nadir.

Hal itu terjadi akibat kenaikan harga energi setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.

Washington telah melobi anggota kartel minyak OPEC+, khususnya Arab Saudi, untuk meningkatkan produksi.

Presiden AS Joe Biden melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada bulan Juli 2022 lalu.

Washington telah bereaksi dengan marah, menuduh Arab Saudi membantu Rusia untuk meringankan tekanan sanksi yang dijatuhkan padanya atas perang Ukraina. (jun)

0 Komentar