Ngeri! Ramalan 2030 Sebagian Indramayu Tenggelam karena Kenaikan Permukaan Laut

Ngeri! Ramalan 2030 Sebagian Indramayu Tenggelam karena Kenaikan Permukaan Laut
Proyeksi Climate Central 2030 sebagian daratan Kabupaten Indramayu terancam tenggelam karena berada di bawah rata-rata ketinggian banjir tahunan.-Climate Central-radarcirebon.com
0 Komentar

sumedangekspres, INDRAMAYU – Pada tahun 2030 sebagian wilayah Kabupaten Indramayu seperti Eretan, Kandanghaur, Cangkring, hingga Karangampel terancam tenggelam karena kenaikan permukaan air laut dan perubahan iklim.

Ramalan sebagian wilayah Kabupaten Indramayu yang tenggelam itu, disampaikan dalam proyeksi tahunan Climate Central dan disebutkan pada periode 10 tahun atau 2030 mendatang.

Melihat peta proyeksi 2030 tersebut, area pada tangkapan layar peta di artikel ini yang berwarna merah adalah sebagian wilayah Kabupaten Indramayu yang tenggelam karena kenaikan permukaan air laut.

Baca Juga:Kisah Rio Alief Drummer NOAH, 8 Bulan Dampingi Istri Melawan KankerFilm Before, Now and Then (Nana) Menggunakan Bahasa Sunda, Ridwan Kamil: Keren Banget!

“Daratan yang diproyeksikan berasa di bawah ketinggian rata-rata banjir tahunan pada tahun 2030,” demikian keterangan Climate Central, seperti dikutip radarcirebon.com, Rabu, 18, Oktober 2022.

Kendati yang disampaikan Climate Central hanya sekadar proyeksi, tetapi tanda-tanda wilayah tersebut terdampak perubahan iklim sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir.

Tanda paling signifikan sebagian wilayah Indramayu bakal tenggelam digerus kenaikan permukaan air laut adalah abrasi terus menerus dan banjir rob yang kian masuk ke daratan.

Proyeksi Climate Central tersebut menjadi gambaran bahwa sebagian wilayah pesisir sangat rentan dengan kenaikan permukaan air laut, akibat pemanasan global.

Tidak hanya sebagian wilayah Kabupaten Indramayu yang terancam tenggelam, daerah seperti Jakarta, Banten, hingga Cirebon juga ditanda berwarna merah pada peta proyeksi 2030 yang dibuat Climate Central.

Bila diperhatikan secara lebih detil, daratan yang berwarna merah tersebut adalah lokasi-lokasi langganan banjir rob pada musim tertentu. Peta berwarna merah itu, juga ditemukan di pesisir Kota Cirebon, serta Kabupaten Cirebon.

Climate Central adalah organisasi penelitian dan jurnalisme nirlaba yang menyediakan informasi otoritatif berbasis sains untuk membantu publik dan pembuat kebijakan membuat keputusan yang tepat tentang iklim dan energi.

Baca Juga:Waduh! 20 Ribu Komentar Masuk ke KPI Minta Boikot Lesti Kejora dari TelevisiAnggota Brimob Sindir Oknum Polisi yang Menodai Nama Baik Polri: Otakmu Dimana?

Organisasi ini, dirikan oleh sejumlah dewan pendiri yakni, Jane Lubchenco, Stephen W. Pacala, dan Wendy Schmidt. Lembaga nirlaba Climate Central telah mengembangkan beberapa inisiatif besar yang berdampak signifikan.

Lembaga ini, berpusat di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat dan didirikan pada tahun 2008. Yang aktif menginformasikan dampak perubahan iklim global.

Selain wilayah Kabupaten Indramayu yang terancam tenggelam, daerah lain adalah sepanjang pesisir Banten di kawasan Domas hingga Pulau Cangkir, kawasan sekitaran PIK terancam hilang 2030.

0 Komentar