Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, diketahui bahwa surili merupakan hewan yang hidup secara berkelompok. Satu kelompok surili beranggotakan mulai dari 3 individu hingga 12 individu, meskipun ada kasus dimana ditemukan surili yang hidup secara soliter. Ukuran kelompok ini juga bervariasi tergantung dari kondisi habitat dan lingkungan sekitarnya. Surili merupakan hewan yang sensitif terhadap manusia, sehingga satwa ini cukup jarang ditemukan pada lokasi yang berbatasan dengan kawasan yang padat penduduk, Meskipun begitu, hasil penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa surili lebih menyukai tinggal pada bagian tepi hutan. Berdasarkan penelitian yang ada, dapat disimpulkan bahwa kepadatan surili bervariasi mulai dari 2 individu/Ha hingga 35 individu/Ha. Meskipun demikian, data yang sudah ada masih belum cukup akurat. Hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan peneliti dalam menginventarisasi populasi surili saling berbeda, dan apabila digabungkan maka hasilnya justru akan menjadi bias. Beberapa waktu terakhir, populasi surili di Jawa mulai menurun. Di TNGMb, populasi surili diperkirakan menurun dikarenakan kerusakan habitat dan lingkungan yang disebabkan oleh kebakaran hutan. Pada habitat yang berada di luar kawasan konservasi, banyak gangguan yang muncul seperti banyaknya para pemburu babi hutan yang masuk ke hutan bersama dengan anjingnya. Terdapat juga beberapa kasus dimana ada masyarakat yang lalu-lalang di dalam hutan menggunakan motor trail. Suara mesin motor trail, gonggongan anjing, dan kehadiran para manusia tersebut menyebabkan habitat surili terganggu sehingga surili sulit dijumpai.