Ini Penyebab Produksi Gula Aren Menurun Drastis

PERTANIAN: Intensitas hujan tinggi, pengaruhi Bahan Baku Gula Aren.
PERTANIAN: Intensitas hujan tinggi, pengaruhi Bahan Baku Gula Aren.
0 Komentar

sumedangekspres- Poduksi gula aren memgalami penurunan drastis. Pasalnya, intensitas curah hujan yang tinggi, berdampak kepada kualitas bahan baku gula aren.

Hal ini benarkan Wawan, salah satu perajin gula aren di Darmaraja. Wawan menjelaskan, seringnya hujan membuat kualitas bahan baku gula mengalami penurunan.

Diketahui gula aren atau gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan Pohon Enau. Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.

Baca Juga:Jaipong Seni Budaya di Tanjungmedar, SumedangArti Nama Desa Kudangwangi, Salah Satu Daerah di Ujungjaya Sumedang

Ini Penyebab Produksi Gula Aren Menurun Drastis, banyaknya hujan, berdampak kepada tingginya kandungan air pada pohon tersebut. Hal itu membuat produksi lahang (cairan bahan baku gula) yang didapat oleh penyadap menurun.

Menutut penituran Wawan, setelah dilakukan pengolahan, jumlah gula aren yang dihasilkan tidak sesuai dengan jumlah air nira atau lahang yang diolah.

“Kalau banyak hujan tentu ada penurunan kualitas air nira, jadi kandungan airnya lebih banyak dibanding dengan kandungan gula,” ujar Wawan baru-baru ini.

Lebih lanjut, Wawan menuturkan, perajin sudah tidak kaget dengan hal ini, karena sudah sering terjadi saat musim hujan. Untuk moment seperti itu, tidak akan berdampak kepada kualitas gula aren, hanya saja pengaruh buruknya kepada jumlah gula yang dihasilkan, hal ini Penyebab Produksi Gula Aren Menurun Drastis

“Moment seperti ini memang selalu terjadi pada saat musim hujan, jadi kita tidak kaget lagi, hanya saja target produksi gula aren kita jadi ada penurunan,” katanya.

Wawan menerangkan, dari hutan atau kebun, perajin membawa nira yang terdapat dalam lodong (bambu yang dibuat wadah) dengan jumlah yang sangat banyak, bisa dua kali lipat dari musim kemarau. Tapi pada saat diolah jadi gulanya sedikit.

“Kalau musim hujan, kita hanya berat bawa nira dari kebunnya saja, padahal setelah diolah hasilnya sedikit,” kata dia.

Baca Juga:Budaya Babarit Kandang, Masih Dilestarikan Masyarakat Ujungjaya SumedangTteokbokki Regol Sumedang, Tempat Jajan Nyaman dan Instagrammebel

Wawan menambahkan, meningat jelang Ramadhan, biasanya permintaan gula aren akan meningkat tajam, bahkan bisa melonjak sampai 50 persen.

0 Komentar