Daya Tarik Menara Kujang Sepasang Pembangunan Destinasi Wisata Baru Jawa Barat

Daya Tarik Menara Kujang Sepasang Pembangunan Destinasi Wisata Baru Jawa Barat
Daya Tarik Menara Kujang Sepasang Pembangunan Destinasi Wisata Baru Jawa Barat
0 Komentar

sumedangekspres – Destinasi Wisata Baru, menara Kujang Sepasang yang dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Sumedang siap menjadi daya tarik baru wisatawan. Bangunannya menjulang tinggi ke atas didesain mirip Patung Liberty di Amerika Serikat. Sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan perairan dan bukit dari atas ketinggian. Saat ini proses pengerjaannya masih terus dimaksimalkan.

Untuk naik ke puncak, para pengunjung nantinya tidak perlu lelah menaiki anak tangga. Akan dibangun akses lift yang akan mempermudah wisatawan menuju pemandangan teratas. Sebab, tinggi Menara Kujang Sepasang ini mencapai 99 meter dan dibuat secara kokoh lewat desainnya yang dirancang Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil. Keseluruhan, terdapat tiga lantai di bangunan ini.

Di lokasi menara, pengunjung juga bisa membeli makanan atau minuman tanpa harus turun ke bawah, lantaran dibangun juga kafetaria sampai museum. Untuk mengakses ini, pengunjung bisa melalui Masjid Al Kamil yang terletak di pinggir waduk. Di sana telah dibangun jembatan sepanjang 100 meter sebagai jalan menuju Menara Kujang Sepasang.

Baca Juga:Hadiri Pasar Leuweung, Atalia Ridwan Kamil: Promosikan Teh dan Kopi JabarPetani Milenial, Merubah Wajah Pertanian Menjadi Lebih Moderen

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan filosofi atau makna Menara Kujang Sapasang yang akan menjadi ikon wisata Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang. “Nanti kayak Patung Liberty. Kalau itu kan ibu-ibu pegang obor. Nah ini kan di Sunda yang punya adiluhung jadi Kujang Sapasang tapi ada kujang kecil dua,” katanya.

Ridwan Kamil melanjutkan, dua miniatur kujang yang menjadi senjata khas Jawa Barat berukuran besar melambangkan suami istri yang berperan besar dalam pembangunan peradaban sebagai orang tua dalam sebuah keluarga dengan cara mendidik anak-anak mereka.

Lalu, dua miniatur kujang berukuran kecil diibaratkan sebagai dua anak dari pasangan suami istri tersebut yang harus dididik orang tua mereka. Idenya, kata dia, pondasi peradaban adalah keluarga. Suami istri dilambangkan dengan kujang besar. Sementara kujang kecil dilambangkan sebagai anaknya.

0 Komentar