“Tak sampai 30 menit, ‘Pak Bos’ Dahlan Iskan mengirim nomor kontak Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional yang kegiatannya mirip “gasing” itu. Sibuk. Keliling. Sebentar di satu kota, besok sudah ke kota lain, lusa sudah terbang lagi. Makanya, seorang sahabat wartawan senior yang juga Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat (Sumbar) Firdaus Abie sampai menulis dengan judul begini: “Mengintip Waktu Istirahat Dr Aqua Dwipayana.”
Juga, lanjut Saibansah, seorang wartawan senior yang tinggal di Yogyakarta, Erwan Widyarto menulis tentang Dr Aqua Dwipayana yang seperti “gasing” itu dengan judul: “Menguji Kembali “Validitas” Kiprah Sosial dan Jejak Silaturahim Tanpa Henti Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana.”
Tulisan kedua wartawan senior itu, isinya hampir sama, memang sosok uda Aqua Dwipayana ini aktivitasnya tidak jauh dari tiga hal: Yaitu, bergerak, produktif dan berbagi.
Baca Juga:Download Sluku Sluku Bathok – Ning Umi Laila mp3 Lengkap Dengan Lirik dan TerjemahanWarga Sumedang Antusias Menonton Karnaval SCTV
“Kembali ke cerita ‘Pak Bos’ Dahlan Iskan. Tak lama setelah jeda saya mengucapkan, “matur suwon Pak Dahlan” dalam pesan WA. Masuk lagi pesan dari mantan Menteri BUMN era Presiden SBY itu, “Salam saya dari Beijing”. Pesan ini pun langsung saya sampaikan kepada Uda Dr Aqua Dwipayana,” kata Saibansah menguraikan.
Nomor kontak yang dikirim mantan bos Jawa Pos itu langsung di-save.
“Aslm, mas Aqua, apa kabar? Saya Saibansah di Batam, masih ingatkah?” Quick response. Tidak pakai lama. Sebuah pesan masuk ke HP saya.
“Waalaikumsalam Mas SAIBANSAH DARDANI. Alhamdulillah… Silaturahim kita tersambung lagi. Sudah lama sekali ya kita tidak ketemu. Rasanya lebih 10 tahun. Sekarang Mas SAIBANSAH tugas di mana n sebagai apa? Semoga makin sukses. Aamiin ya robbal aalamiin… Salam hormat buat keluarga. Makasih banyak Mas SAIBANSAH.”
Begitulah ciri khas pesan WA yang dikirim oleh Aqua Dwipayana, lanjut Saibansah. Bahasanya ditulis lengkap, tidak disingkat-singkat. “Dan setiap menulis nama saya selalu menggunakan huruf kapital. Begitulah cara seorang doktor Komunikasi itu menghormati lawan bicaranya melalui tulisan,” ucapnya.