Pembangunan Waduk Jatigede Yang Memakan Waktu Lama, Inilah Potret Kehidupan Komunitas Nelayan Sumedang

Komunitas nelayan Sumedang
Komunitas nelayan Sumedang(Ant/ Dedhez Anggara (Jaenal Mutakin)
0 Komentar

sumedangekspres– Komunitas nelayan Sumedang, saat ini kabupaten Sumedang ada salah satu tempat yang dibangun untuk sumberdaya perairan umum untuk perikanan tangkap menjadi sangat penting seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Jawa Barat khususnya waduk Jatigede.

Komunitas nelayan Sumedang, ternyata di Waduk Jatigede merupakan waduk ke dua terbesar se-Jawa Barat setelah Waduk Jatiluhur.

Pembangunan Waduk Jatigede yang merendam lima kecamatan, diantaranya yaitu Kecamatan Jatigede, Cisitu, Darmaraja, Wado, dan Jatinunggal. Waduk ini memiliki luas daerah genangan sekitar 4.122 ha (Balai Pusat Data dan Sumber Daya Air, 2017). Waduk Jatigede memiliki potensi dan nilai manfaat yang besar untuk perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga:Adanya Bank Sampah Sumedang, Ternyata Jadi Inisiatif DLHK dalam Pengelolaan sampah di Sumedang.TERBARU! Paket Wisata Bandung Pangandaran 3 Hari 2 Malam

Bentuk pemanfaatan perikanan merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan masyarakat di Waduk Jatigede dan menjadi mata pencaharian bagi masyarakat sekitar berupa penangkapan ikan dengan menggunakan beberapa alat tangkap .Kegiatan penangkapan ikan didominasi oleh nelayan kecil atau tradisional. Ciri usaha tersebut adalah padat karya dengan modal yang terbatas, menggunakan teknologi sederhana, dan kelembagaan lokal. Kelompok masyarakat nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam karakteristik sosial.

Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kelompok umur, pendidikan, status sosial dan kepercayaan. Dalam satu kelompok nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian hubungan sesama nelayan maupun hubungan dalam bermasyarakat. Alih fungi lahan menjadi waduk Jatigede di masyarakat merupakan arena konflik sosial yang terintegrasi terus berlangsung, salah satunya masyarakat yang beralih profesi dari petani menjadi nelayan menghadapi sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang cukup kompleks.

Masalah masalah tersebut antara lain kemiskinan, kesenjangan sosial, posisir tawar (bargaining position) yang rendah dalam aspek ekonomi (Nurhayati A, Maulina I, 2015). Keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar sehingga mempengaruhi dinamika usaha bagi nelayan. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses pendidikan,kesehatan, dan pelayanan publik, serta terjadinya degradasi sumberdaya lingkungan.

Aspek sosial dan ekonomi perikanan tangkap di waduk Jatigede sangat penting untuk dikaji dan dianalisa karena dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam peningkatan produktivitas perikanan tangkap dan dapat memberikan kontribusi secara ekonomi dan sosial bagi pelaku usaha perikanan tangkap. Permasalahan yang ditemui pada pengelolahan Waduk Jatigede diataranya yaitu belum optimalnya pemanfaatan Waduk Jatigede oleh masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan waduk Jatigede.

0 Komentar