sumedangekspres – Sepak terjang Gatot Mangkoepradja, Pahlawan Nasional dari Sumedang.
Tidak ada yang pernah meragukan kejayaan Kabupaten Sumedang pada masa kerajaan dahulu kala.
Sumedang pada zaman dahulu sangat dikenal ke berbagai penjuru dan banyak melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh besar.
Namun tahukah kamu bahwa Kabupaten Sumedang juga memiliki banyak orang berpengaruh bahkan digelari Pahlawan Nasional.
Baca Juga:3 Senjata Tradisional Bali, Salah Satunya Ada Keris Juga?Progres Kota Bandung Sehat Semakin Nyata, ODF Telah Mencapai 100 Persen
Salah satunya adalah Gatot Mangkoepradja yang lahir pada 25 Desember 1898 dan meninggal pada 4 Oktober 1968.
Ayahandanya adalah dr. Saleh Mangkoepradja, dokter pertama asal Sumedang. dan juga beliau merupakan tokoh dari Muhammadiyah .
Keterlibatan Gatot Mangkoepradja dalam pergerakan nasional dimulai ketika ia bergabung dengan Perhimpunan Indonesia (PI).
Pada tanggal 4 Juli 1927, saat Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan di Bandung, Gatot Mangkoepradja segera bergabung dengan organisasi yang dipimpin oleh Ir. Soekarno.
Akibat mengusung konsep revolusi Indonesia yang kuat, pada tanggal 24 Desember 1929, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Gatot Mangkoepradja dan para pemimpin PNI lainnya.
Penangkapannya akhirnya dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta, di mana ia ditangkap bersama Ir. Soekarno dan mereka dibawa ke Penjara Banceuy di Bandung.
Pada tanggal 18 Agustus 1930, Gatot Mangkoepradja dan beberapa tokoh lain, termasuk Ir. Soekarno, diadili dengan tuduhan Pasal 169 bis dan 153 bis Wetboek van Strafrecht (KUHP-nya zaman kolonial) di Landraad Bandung. Peristiwa ini dikenal sebagai Indonesia Menggugat.
Baca Juga:Jabatan Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum Berakhir 5 September 2023 DPRD Jabar Umumkan Pengusulan PemberhentianApakah Jenglot atau Batara Karang Asli Hidup atau Tidak?
Kemudian, pada tanggal 25 April 1931, akibat perpecahan PNI menjadi Partindo dan PNI-Baru, Gatot Mangkoepradja memilih bergabung dengan Partindo karena merasa memiliki kesamaan ideologi dengan PNI.
Namun, ia keluar dari Partindo dan bergabung dengan PNI-Baru pimpinan Hatta karena merasa kecewa dengan Soekarno.
Pada masa penjajahan Jepang, Gatot Mangkoepradja diberi wewenang untuk menjalankan Gerakan 3 A oleh Jepang, namun ia menolak dan akhirnya ditahan oleh Kempeitei.
Setelah bebas dari tahanan, Gatot Mangkoepradja mengusulkan pembentukan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) kepada Jepang.
Pada tanggal 3 Oktober 1943, secara resmi dibentuk Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air (PETA).