sumedangekspres – Jembatan Pemersatu, Jembatan Menyatukan Dua Desa di Sumedang, Kisah kehidupan masyarakat desa sering kali melibatkan perjalanan yang tak terduga dan tantangan yang nyata.
Namun, terkadang, satu proyek pembangunan dapat menjadi titik balik yang membawa perubahan besar dalam kehidupan mereka.
Begitulah halnya dengan pembangunan jembatan gantung yang baru saja menghubungkan Desa Wanajaya di Kecamatan Surian dan Desa Karangbungur di Kecamatan Buahdua di Kabupaten Sumedang.
Baca Juga:Makan Nasi Liwet Dijalan Yang Sedang Diperbaiki Syukuran bagi Warga Jalan Desa Jayamekar, CibugelLedakan Gas di Pasar Cisarua Bogor, Detik-Detik Tabung Gas 3 Kg Meledak di Kios Jamu
Jembatan Pemersatu Jembatan Menyatukan Dua Desa di Sumedang
Sebuah inisiatif yang dinantikan oleh masyarakat selama bertahun-tahun.
Dengan panjang 140 meter, dan badan jembatan setinggi 90 meter di atas Sungai Cikandung, proyek jembatan ini bukan sekadar struktur fisik.
Ini adalah simbol harapan bagi warga dua desa yang selama ini terpisah oleh sungai, mempersingkat waktu dan jarak perjalanan mereka.
Asnaib, warga Desa Karangbungur, dengan senang hati menceritakan bagaimana jembatan ini memberikan kelegaan bagi para petani di desanya.
Banyak warga yang memiliki lahan atau bercocok tanam di Desa Wanajaya, dan sebelumnya, mereka harus berputar hingga 10 KM untuk mencapai Desa Hariang, Kecamatan Buahdua.
Kini, hasil pertanian dapat diangkut dengan lebih cepat dan perjalanan menjadi lebih aman.
“Banyak sekali warga yang punya tanah atau bertani ke Wanajaya. Sekarang hasil tani bisa diangkut lebih cepat.
Baca Juga:Omesh Lelang Motor Untuk Palestine, Sungguh Menginspirasi SekaliSidang Cerai Irish Bella dan Ammar Zoni Resmi Kelam Rumah Tangga Selebriti yang Terangkai dalam Ruang Pengadilan
Dengan jembatan juga perjalanan lebih aman,” ungkap Asnaib dengan rasa syukur.
Erwan Riswanto, Kepala Desa Wanajaya, mengungkapkan bahwa sekitar 25 kepala keluarga di Dusun Bobos sebelumnya terisolir.
Pembangunan Jembatan Menyatukan Dua Desa ini menjadi impian yang lama dinanti oleh warga yang hidup terpisah oleh Sungai Cikandung selama puluhan tahun.
Erwan menambahkan bahwa pembangunan Jembatan Menyatukan Dua Desa ini sangat penting, bukan hanya sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengakhiri penderitaan.
Dia merinci insiden tragis pada tahun 1997 ketika seorang warga terseret arus sungai saat menyeberang, menegaskan urgensi proyek ini.
“Sebelumnya tahun 1997 ada warga kami meninggal dunia karena hanyut saat menyeberang. Dengan adanya Jembatan Menyatukan Dua Desa akses dari sana ke Dusun Pari jadi mudah.