Ibu Hamil Positif HIV, Apakah Anaknya Otomatis Tertular? Simak di Sini!

Ibu Hamil Positif HIV, Apakah Anaknya Otomatis Tertular? Simak di Sini!
Ibu Hamil Positif HIV, Apakah Anaknya Otomatis Tertular? Simak di Sini! (ist/FREEPIK/prostooleh)
0 Komentar

sumedangekspres – Ibu Hamil Positif HIV, Apakah Anaknya Otomatis Tertular? Simak di Sini!

Penularan HIV dari ibu ke bayi, yang dikenal sebagai penularan vertikal, merupakan sebuah permasalahan serius dalam bidang kesehatan reproduksi.

Proses penularan ini dapat terjadi melalui plasenta selama kehamilan (intrauterine), saat proses persalinan (intrapartum), dan setelah bayi lahir melalui air susu ibu (ASI).

Baca Juga:5 Ibu Hamil di Sumedang Positif HIV Sepanjang Tahun 2023Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Air yang Dibangun di Jatigede

Namun, tidak semua ibu yang mengidap HIV akan menularkannya kepada bayinya, karena virus HIV tidak dapat melewati penghalang plasenta.

Risiko penularan vertikal berkisar antara 15-40% sebelum penggunaan obat antiretroviral, dengan perbedaan angka kejadian yang terjadi akibat pemberian ASI.

Adapun perkiraan risiko penularan melalui ASI adalah sekitar 15%, namun risiko tersebut dapat meningkat hingga 25% jika ibu terinfeksi HIV baik saat hamil maupun saat menyusui.

Virus HIV, yang merupakan penyebab AIDS, dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya yang baru lahir.

Risiko tertinggi terjadi ketika seorang ibu baru terinfeksi HIV pada akhir kehamilannya, yang menyebabkan tingginya viral load saat melahirkan.

Beberapa faktor memengaruhi risiko penularan vertikal, termasuk usia kehamilan, viral load dalam darah ibu, kondisi kesehatan ibu, serta faktor terkait dengan proses persalinan.

Strategi pencegahan penularan vertikal melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pencegahan primer hingga sekunder.

Baca Juga:PLN Selesaikan Pembangunan Transmisi Listrik PLTA Jatigede : Siap Bertransformasi ke Energi HijauBagaimana Masa Depan Bocah yang Kemaluannya Terpotong saat Sunat Massal di Lahat?

Konseling sukarela, menjaga kerahasiaan, dan melakukan tes darah menjadi langkah awal yang penting untuk mendeteksi pasien HIV sejak dini.

Pencegahan primer mencakup pemberian terapi antiretroviral (ARV) kepada ibu hamil. Seluruh ibu hamil dengan HIV sebaiknya mendapatkan terapi ARV tanpa harus menunggu hasil tes jumlah CD4, karena kehamilan sendiri sudah menjadi indikasi.

Pencegahan sekunder melibatkan beberapa langkah, seperti memberikan terapi ARV yang dilanjutkan seumur hidup, profilaksis ARV untuk bayi yang lahir dari ibu HIV, serta bantuan berpakaian oleh personel kesehatan yang terampil.

Pencegahan penularan vertikal juga melibatkan tindakan khusus selama proses persalinan, seperti pembersihan jalan lahir dengan menggunakan klorheksidin dan melahirkan melalui operasi caesar pada ibu hamil dengan viral load tinggi.

Pencegahan ini dilakukan pada usia kehamilan tertentu, yaitu pada usia 38 minggu, untuk mengurangi risiko penularan vertikal infeksi HIV.

0 Komentar