sumedangekspres – Musim hujan yang telah tiba di akhir November ini membawa tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, bersama dengan Pemerintah Kabupaten, telah melakukan berbagai antisipasi untuk menghadapi potensi banjir dan longsor.
Sebagai langkah awal, Pj Sekda Sumedang, Hj Tuti Ruswati, mengungkapkan, “Pertama memasang rewarning system di 7 titik sungai yang rawan banjir, seperti di Jatinangor, Cimanggung, Citengah (Sumedang Selatan), Tomo, Ujungjaya, dan kecamatan lainnya yang merupakan langganan banjir.”
Langkah ini mencakup penggunaan teknologi dengan bekerja sama bersama perguruan tinggi, seperti Universitas Indonesia (UI). Hj Tuti menambahkan, “Kita ada alat yang bisa mendeteksi ketinggian udara, kemudian jika udara itu menyebabkan banjir, alat itu akan langsung terkoneksi dengan handphone.” Hal ini memberikan kesempatan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat, memungkinkan mereka untuk lebih waspada.
Baca Juga:Longsor di Purwokerto, Penumpang Kereta Dialihkan ke Bus dari Stasiun Kejaksan CirebonSudah Capai Angka 87,96 Persen, Kini Kondisi Jalan Kabupaten Sumedang Lebih Mantap
Langkah antisipasi tidak hanya terfokus pada teknologi, tetapi juga melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak.
Atang Sutarno, Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, menjelaskan bahwa langkah-langkah konkret telah diambil untuk menghadapi musim hujan ini.
“Masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir dan longsor di musim penghujan ini,” tuturnya. Pihaknya juga memberikan penekanan pada peran masyarakat dalam menjaga saluran air agar tidak tersumbat, “Selalu waspada, lanjut Atang, dan apabila ada saluran udara yang tersumbat, mohon dibersihkan secara gotong royong.”
Penting untuk dicatat bahwa BPBD Sumedang tidak hanya mengandalkan langkah-langkah teknis, tetapi juga menggandeng instansi lain dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. “BPBD sudah siap, bahkan dari tingkat pusat, walaupun mendapat bantuan lagi sebuah mobil untuk kebencanaan.
Statusnya pinjam pakai dari BNPB, kemudian dengan pemangku kepentingan lainnya dengan instansi vertikal, kita juga koordinasi, dengan BBWS, untuk normalisasi sungai ini sudah kita koordinasikan. 24 jam, InsyaAllah siap,” ungkap Atang Sutarno.