Mengintip Sejarah Pohon ‘Raksasa’ yang Merupakan Penjaga Kelestarian di Mata Air Cikandung Sumedang

Mengintip Sejarah Pohon 'Raksasa' yang Merupakan Penjaga Kelestarian di Mata Air Cikandung Sumedang
Mengintip Sejarah Pohon 'Raksasa' yang Merupakan Penjaga Kelestarian di Mata Air Cikandung Sumedang (ist/YSR 006)
0 Komentar

sumedangekspres – Mengintip Sejarah Pohon ‘Raksasa’ yang Merupakan Penjaga Kelestarian di Mata Air Cikandung Sumedang

Kabupaten Sumedang memiliki pohon pelestarian tujuh mata air yang dikenal dengan nama Sirah Cai Cikandung. Pohon ini terletak di Desa Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.

Terdapat banyak pepohonan dengan berbagai ukuran yang tumbuh di atas bukit Tujuh Mata Air ini.

Baca Juga:Pemerintah Kabupaten Sumedang Memperoleh Penghargaan Sistem Merit dari KASNSumedang Menetapkan Status Darurat Bencana Hidrometeorologi

Tujuh mata air ini membentuk sebuah cekungan yang digunakan warga untuk keperluan sehari-hari,seperti untuk menyuplai air untuk sawah para warga, dan menjadi daya tarik wisata utama bagi desa setempat.

Ada beberapa pohon “raksasa” yang tumbuh di sana. Diantaranya pohon Hantap/Antap, Pohon Beringin, Pohon Kiserut, Pohon Dangdeur, dan jenis pohon lainnya.

Salah satu penjaga mata air Cikandung, mengatakan, pepohonan di sekitar mata air Cikandung menjadi pelindung mata air tersebut.

Konon katanya, pohon hantap, pohon kiserut, pohon dangdeur adalah pohon-pohon rawa yang sekarang menjadi penjaga kelestarian dari mata air Cikandung itu. Jika tidak ada pepohanan tersebut maka mata air pun bakal tidak ada.

Pohon hantap di mata air Cikandung terdapat dua macam, yakni pohon hantap biasa dan pohon hantap heulang. Hal yang membedakan kedua jenis pohon tersebut yaitu bisa terlihat pada daunnya, pohon hantap biasa daunnya lebih kecil dari pohon hantap heulang.

Pohon hantap heulang memiliki diameter batang cukup besar serta tingginya yang menjulang. Batang paling bawah atau sebelum sampai ke bagian akar, terlihat melebar.

Pohon pohon besar disana sudah berusia ratusan tahun lamanya. Konon pada zaman Belanda di daerah mata air Cikandung masih ditanami sereh wangi yang dulu pabriknya ada di daerah Citimun.

Baca Juga:Ternyata Bukan Gadis Kretek, Ini Dia Sosok Gadis Sumedang dengan Sebatang RokokIsi Percakapan WhatsApp Ibunda Ashraf Mengenai Pernikahan BCL dan Tiko Aryawardhana Menyebar di Medsos

Penjaga mata air Cikandung berharap jangan sampai ada warga yang menebang pohon secara sembarangan baik pohon berukuran kecil maupun besar di area mata air Cikandung.

0 Komentar